“Bisa dong!” Alma menerima dengan senang. Tapi sebelum dipotong-potong, Alma mengabsen dulu nama-namanya. “Ini kentang, ini wortel, ini kol, ini brokoli, ini buncis. Mmm pasti enak!” Melihat hal itu, lagi-lagi Bunda hanya tersenyum.
“Bun, Alma mau bikin ca brokoli, ya? Oma pasti suka.”
“Memangnya Alma bisa?” ledek Bunda.
“Kan diajarin sama Bunda, ya, ya?”
“Ya deh, tapi selesaikan dulu motong-motongnya.”
“Siap, Bun!”
Sambil sesekali menanyakan caranya kepada Bunda, Alma mengerjakan tugasnya dengan senang hati. Seperti waktu hendak memotong kentang, berkali-kali ia bertanya, dan Bunda mengajarinya dengan sabar. “Kentangnya harus dikupas dulu, baru kemudian dibelah menjadi beberapa bagian, jangan terlalu tebal, juga jangan terlalu tipis, baru deh masing-masing bagian dipotong menjadi dua.”
Atau sewaktu hendak memotong brokoli, Alma malah meminta dikasih contoh terlebih dahulu. “Setiap cabang dipisahkan dulu dari batangnya, lalu dibelah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.” Bunda menjelaskan sambil menunjukkan caranya. Tentu Alma menyimak dengan seksama, hingga akhirnya pekerjaannya beres dengan sempurna.
“Yeee! Selesaaaai!” seru Alma riang, kepuasan terpancar dari wajahnya.
Selanjutnya, Alma dan Bunda kembali sibuk dengan pekerjaan. Dan, seperti yang Alma mau, setelah semua masakan Bunda selesai, saatnya membuat ca brokoli. Khusus untuk yang ini, Alma sendiri yang memasaknya, tentu dibawah petunjuk Bunda.
“Ayo tumis bumbunya!” perintah Bunda.