Aku tahu apa yang ada dipikiran mereka. Apalagi kalau bukan agar aku segera hengkang dari situ.
“Sher, Fir, Mbak pulang duluan ya, belum ngeprint laporan buat besok.”
“Lho Mbak, gak minum dulu? Katanya aus?” cegah Sherma.
“Aaah gampang. Mbak tinggal dulu ya.” Aku pun bergegas pergi dari situ.
***
Sehabis makan malam, aku sengaja masuk ke kamar Sherma. Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya. Tapi ternyata Safira juga sedang ada di sana. Sepertinya mereka tengah asyik membicarakan pacar masing-masing.
“Ehm!” Aku mendehem. Menyadari kehadiranku, mereka langsung terdiam, lalu menoleh ke arahku.
“Eh Mbak, sini Mbak, gabung,” ajak Sherma.
“Iya Mbak, biar tambah asyik,” lanjut Safira.
Lalu aku duduk di kursi belajar Sherma yang kosong, karena mereka duduk di kasur.
“Sher, mbak mau tanya, Kamu pacaran sama Andika?” tanyaku to the point.