Mohon tunggu...
Just Riepe
Just Riepe Mohon Tunggu... Guru (Honorer) -

I am a simple people (Reading, writing, singing, watching, traveling)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Love Is...

17 Januari 2017   09:14 Diperbarui: 17 Januari 2017   09:17 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Oh, ya udah, tar mbak ke bawah, makasih ya…” jawabku. Ah, paling juga Firman, temanku di kantor. Mungkin cuma mampir.

Setelah selesai, Sherma pun hendak kembali ke kamarnya.

“Eh, Sher…” panggilku.

“Iya Mbak.” Terpaksa Sherma berhenti dan menoleh ke arahku.

“Tumben Kamu dan Safira gak pergi. Tyo dan Andika juga gak datang, kenapa? Kalian putus?”

“Oooh itu, kirain apaan? Kebetulan Andika lagi ikut sama keluarganya ke Medan, ada sodaranya yang menikah, kalau Kak Tyo sedang kemping sama teman-temannya di Ciwidey. Emangnya kenapa Mbak?”

“Enggak, cuma pengen tahu aja.”

“Ooh, ya udah ya Mbak, aku ke kamar dulu,” kata Sherma pamit. Aku mengangguk. Kirain udah putus, bisikku.

Setelah merapikan rambut, akupun segera turun. Dan, begitu tiba di ruang tamu, aku melihat sosok seorang laki-laki yang selama ini sudah aku kenal. Ya, dia adalah Prasetyo. Tapi kulihat wajahnya muram, bibirnya cemberut. Sepertinya ia sedang kesal. Pras menatapku lekat dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Jelas aku merasa risih diperlakukan seperti itu. Sesaat beku.

“Hai Pras, apa kabar?” sapaku untuk mencairkan kebekuan. Suasana begini membuat tidak nyaman. Pras tidak segera menyahut. Ia tetap saja menatapku.

“Pras, helloo… kok malah bengong begitu sih?! Kamu salah minum obat, ya?” tanyaku lagi dengan sedikit bercanda, tapi tetap saja Pras hanya bungkam. Aku jadi bingung. Apa aku perlu memanggil ambulans?!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun