Mohon tunggu...
Joysce Natareka
Joysce Natareka Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/mahasiswa

Pelajar/Mahasiswa, menyukai problem yang harus dipecahkan. Menjadikan menulis sebagai hobby dan untuk mengisi waktu kosong

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salam Rindu dari Ade

17 Juli 2020   16:35 Diperbarui: 17 Juli 2020   16:34 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Ade kamu gak rindu sama mama dan papa mu dirumah?". Tanya Tania di sela isaknya yang juga ikut menanggis dengan Tommy. "Aku gak punya papa, kata mamaku papa sudah meninggal, aku juga sangat merindukan mama dan kakak-kakakku disana, tapi aku gak tau, apa mereka juga merindukanku sekarang". Kata Ade sambil menatap bintang-bintang di langit.


Tania dan Tommy menatap Ade secara bersamaan. "Mengapa bisa begitu Ade?". Tanya Tommy penasaran. "Ibuku telah menjualku kepada orang-orang yang menangkap kita, aku sering di perlakukan tidak baik dirumah, tetapi aku tetap bersyukur karena aku masih memiliki ibu dan keluarga". Ucap Ade tulus. "Ade kamu gak usah sedih, masih ada kami kok, besok kita sama-sama laporkan penjahat-penjahat itu ke polisi yah". Tania mencoba menghibur temannya itu.


 "Tapi aku kasian sama mama, kalo mama di penjara, nanti kakak-kakak ku sedih, aku juga sedih kalo liat mereka sedih". Ucap Ade dengan air muka yang sedikit meremang. "Merekakan jahat Ade, kamu seharusnya tidak harus perduli sama mereka". Sambung Tommy. Sedangkan Ade hanya tersenyum simpul menatap Tommy.

"Sudahlah kita tidur saja". Ajak Ade. Mereka pun terlelap dalam mimpinya masing-masing. Berharap malam ini akan menjadi malam yang panjang dan ketika mereka terbangun ini semua hanya lah mimpi belaka.


"Ade, Tommy, bangun, bangunn". Ucap Tania sambil mengguncang-guncangkan Tubuh kedua temannya itu. "Huwamm, Kenapa, kenapa". Respon Ade yang langsung bangun dari tidurnya, diikuti Tommy yang hanya menggeliat sedikit dan tetap melanjutkan tidurnya. "Astaga mobilnya udah jalan, gimana ini!". Ucap Ade terkejut, tampaknya mereka ketiduran. "Tommy, Tommy bangun!". Gantian Ade yang membangunkan Tommy. "Iya-iya aku bangun". Ucap Tommy yang langsung terduduk dari baringnya, dengan  mata yang masih tertutup.


"Ade, Tania, jangan kipas-kipas aku deh, nanti masuk angin akunya!". Ucap Tommy yang belum sadar sepenuhnya. "TOMMY BANGUN!". Kali ini Tania mencubit pipi Tommy agar bisa sadar sepenuhnya. "Adehh, Astaga mobilnya kok gerakk!". Tommy sekarang tahu, jika angin ini berasal dari laju kendaraan yang mereka tumpangi.


"Oke kita gak usah panik, nanti ketiaka mobilnya berhenti kita langsung lompat aja, terus cari kantor polisi". Usul Ade. "Tapi Ade, kaki kamu gak papa?". Tanya Tania khawatir. "Sepertinya kakiku tidak terlalu sakit sekarang". Balas Ade sedikit berbohong.
"Kita berhasil, kita harus cari kantor polisi sekarang!". Ajak Tommy diikuti Ade dan Tania dan setelah beberapa saat. "Itu bukannya pak polisi". Tunjuk Ade ke arah jalan raya. 

"Kayaknya ini lagi ada rajia,ini kesempatan untuk kita, ayo!". Ade, Tania dan Tommy segera menuju beberapa polisi yamg sedang melakukan rajia dan segera melaporkan semua yang mereka alami.


Ketiga anak itu duduk pada sebuah kursi tunggu di sebuah kantor kepolisian. "Sebentar lagi ayah sama bunda aku datang, yeyy, aku senang sekali". Ucap Tommy yang tampaknya sangat bergembira, begitu pula dengan Tania. Lain hal dengan Ade yang hanya terduduk sedih. "Ade kok kamu keliatan tidak senang gitu?". Tanya Tommy yang tidak mengerti, namun Ade hanya diam, ia tidak meresponi pertanyaan Tommy.


"Ade, apa karena ibumu dan mengapa kamu tadi melarang kami melaporkan  soal ibumu itu?". Ucap Tania. "Teman-teman, biar bagaimanapun dan sejahat apapun ibuku adalah ibuku dan aku tidak bisa melihat ibuku bersedih di penjara". Balas Ade dengan sedikit air mata. "Tapi bagaimana nantinya, jika kamu pulang ke rumah, mungkin perlakuan ibumu akan lebih buruk". Sambung Tommy. "Aku tau itu". Ade sebenarnya cukup tahu dengan apa yang akan terjadi setelah masalah ini selesai.


"Tommy!". Ucap seorang pria yang sepertinya ayah dari Tommy. "Ayah!". Tommy berlari dan berhambur di pelukan ayahnya. "Ayah aku sangat merindukan ayah dan bunda, hiks". Ucap Tommy sambil menangis. "Iya nak, ayah sama bunda juga sangat merindukanmu, maafkan ayah sayang, karena lalai menjagamu, maaf, ayah sangat menyayangi mu Tommy". Balas Ayahnya sambil masih memeluk Tommy. "Iyaa ayah". Tania dan Ade menyaksikan kejadian itu dan Tania sangatlah tidak sabar menunggu ibu dan ayahnya datang menemuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun