Mohon tunggu...
Joy Manik
Joy Manik Mohon Tunggu... Mentor -

Seorang suami dari satu istri dan dua anak. Seorang mentor yang menyenangi buku dan musik. Seorang manusia yang berdosa sejak dalam kandungan. Dipilih oleh Allah sebelum dunia dijadikan. Ditebus oleh Kristus. Dan hidup dalam pemeliharaan Roh Kudus! - - 'i do what i think. and i think what i believe'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Berdamai dengan Penderitaan: 5 Rahasia Kehidupan yang Terlupakan!

13 November 2015   08:39 Diperbarui: 13 November 2015   09:06 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

‘Selamat ulang tahun, Joy..!’ – kala refleksi hadir seiring himpitan menantang di tangga kehidupan!

Siapa yang tidak pernah mengalami kegagalan. Siapa yang tidak pernah berada di titik nadir terendah dalam hidup? Steve Jobs, pendiri Apple inc yang tersohor itu? Atau Abraham Lincoln, presiden Amerika ke-16 yang berulang kali gagal. Atau seorang Joni Eareckson Tada yang lumpuh dari leher hingga kakinya? Atau mungkin Nick Vujiciv yang terlahir dalam kegagalan dan di usia 8 tahun hendak mengakhiri hidupnya? Atau Edy Johan yang mengalami sakit polio sejak usia 10 bulan sehingga kehilangan kedua kakinya.


Kita bisa menambahkan lagi banyak orang lainnya… atau bahkan seorang yang tak pernah dikenal dan terkenal. Seorang biasa. Seorang seperti anda dan saya. Mungkin penderitaan itu terjadi karena keterbatasan organ tubuh, mungkin juga karena kegagalan, atau tekanan ekonomi dan banyak lainnya. Tapi saya yakin kita semua mengalami tekanan dan penderitaan dalam hidup. Maka di hari bersejarah ini saya rindu berbagi agar kita tetap ber”J-U-A-N-G" dalam hidup..

J – Jujurlah!
Jujur? Mungkin anda bertanya apa hubungan kejujuran dengan penderitaan? Ya! Kejujuran adalah kunci pertama. Seringkali kita mencoba menipu diri kita sendiri dengan apa yang telah atau sedang terjadi. Kalimat-kalimat motivasi bukan menyelesaikan masalah anda. Itu hanya sedang membawa anda dalam sebuah mimpi ditengah-tengah kegelisahan tidur anda.

‘Tidak apa. Selalu ada kebaikan di tengah kejadian ini…’ ‘Coba kita ingat apa makna dari penderitaan ini..’ Bahkan beberapa mengutipnya dengan kalimat rohani seperti: ‘Tuhan pasti punya maksud yang baik..Tuhan turut bekerja dalam semua kejadian ini’, ‘Tuhan lebih besar dari masalahku..’ dan lain sebagainya.

Benar! Saya bukan tidak percaya jika Tuhan ada di semua proses hidup yang terjadi. Namun perlu kita ingat. Bahwa masalah yang kita hadapi tidak serta merta selesai hanya dengan memahami bahwa Tuhan sedang bekerja. Pertama kita perlu jujur kepada diri sendiri dan kepada Tuhan bahwa apa yang kita alami ini adalah proses yang sulit dan tidak mudah.

Anda harus jujur mengakui jika kita memang sudah tidak mampu untuk mengatasinya. Saya harus jujur bahwa masalah ini nyata dan saya membutuhkan Tuhan sekaligus harus berusaha untuk mengatasinya. Anda tidak mungkin bisa berdamai dengan penderitaan saat anda mencoba melawan penderitaan dan tekanan hidup dengan membohongi diri anda sendiri dengan apa yang sedang terjadi.
‘We are nothing when we are truly realize that God is everything!’

 

U – Usahakanlah!
Usahakanlah untuk melompat lebih tinggi. Pernahkah anda melihat pertandingan lompat galah? Sebuah olahraga yang membutuhkan jarak lari yang cukup untuk dapat melompati sebuah rintangan. Seseorang harus mundur lebih jauh agar memperoleh kesempatan lebih baik untuk melompat.

Dalam pekerjaan yang saya tekuni saat ini, melanjutkan study adalah salah satu tahapan yang harus dilalui untuk memaksimalkan fungsi tugas saya. Tahun depan adalah tahun terbaik. Namun tak disangka. Saya jatuh sakit. Dan membutuhkan perawatan yang cukup lama untuk memulihkan kondisi fisik saya. Padahal sudah hampir 2 tahun kami sekeluarga menyiapkan segalanya untuk sekolah lanjut ini. Awalnya saya kecewa. Sudah banyak pengorbanan dalam persiapan ini. Hingga akhirnya saya sadar bahwa Tuhan ingin saya untuk ‘mundur’ agar dapat melihat jarak yang cukup untuk saya dapat melompat lebih tinggi.

Benarlah bahwa hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (ams 16:9). Ini bukan sekedar kalimat motivasi. Ini kebenaran. Kita tidak bisa melihat masa depan kita. Apakah akan lebih baik atau tidak. Namun sadarlah bahwa waktu di depan adalah kesempatan yang bisa kita raih. Usaha anda adalah kesempatan mempersiapkan segala sesuatu yang lebih baik agar dapat melompat lebih tinggi. Berusahalah dan jangan menyerah pada penderitaan!

A – Arahkanlah!
Arahkan mata pada sisi lain kehidupan. Seorang rekan datang dan menyampaikan keluhannya. Dia merasa hidupnya berakhir. Tidak ada lagi jalan keluar atas masalah yang sedang dihadapinya. Suatu kali saya mengajak beliau untuk pergi menjenguk seorang yang sakit. Di dalam rumah sakit itu kami melihat seorang ibu terbaring kaku karena baru saja terkena sakit yang mengharuskan dokter mengoperasi kepalanya. Sudah cukup lama dia dirawat di rumah sakit tersebut. Dan ibu ini hanya bisa tersenyum kecil saat wajahnya seakan sedang berusaha mengenali setiap orang yang datang. Sebelum pulang saya minta rekan saya untuk mendoakan ibu tersebut.

Sepulangnya kami disana, saya sempat bertanya. Bagaimana menurutmu dengan ibu tadi? Sang bapak terdiam dan berkata: ‘Ya kita harus maju terus ya pak..!’. Ya! Maju terus!’. Rekan saya memahami sebuah pelajaran. Dalam kesulitannya dia ternyata bisa tetap memberi arti bagi orang lain walau mungkin terlihat hanya sekedar mendoakan orang lain.

Tentu ada banyak aspek yang berbeda. Yang memang tidak mungkin bisa ‘apple to apple’ (baca: disamakan sejajar). Pencobaan yang kita alami tidak akan melebihi kekuatan kita. Artinya setiap ‘kita’ punya kekuatan yang berbeda-beda. Tapi coba perhatikan. Anda tidak sendirian. Anda bukanlah satu-satunya orang yang memiliki masalah.

Tidak hanya itu. Coba arahkan mata anda pada pintu kamar lain dalam hidup anda. Disana anda menemukan orang-orang yang masih mengandalkan engkau. Suami, istri, anak-anak, ayah, ibu, bahkan mungkin rekan kerja anda di kantor atau di lingkungan anda hidup. Sadar atau tidak kehadiran anda masih dibutuhkan. Mereka masih membutuhkan kita. Bukankah ada tertulis ‘kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri’.

Hidup bagaikan sebuah piano? Ya. Piano selalu memiliki dua buah tuts (tombol) yaitu tuts yang putih dan yang hitam. Jika tuts yang putih mewakili hidup yang nyaman dan tentram, maka tuts hitam mewakili penderitaan atau tekanan kehidupan. Jika kedua tuts ditekan maka hidup kita akan semakin menyuarakan harmonisasi nada yang indah. Mengapa? Karena keindahan hidup tidak sekedar diukur dengan kehidupan nyaman dan bahagia. Penderitaan bisa menyadarkan kita, bahwa hidup ini pun seharusnya memberi arti bagi orang lain. Memahami kehidupan berarti anda berdamai dengan penderitaan. Dan jika kita gagal memahami kehidupan, maka sesungguhnya kita hidup dalam kegagalan.

Saat ini saya sedang menjalani pengobatan. Dampak obat yang yang saya konsumsi sangat berat. Sadar bahwa saya tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam dunia ini. Itulah yang memotivasi saya untuk menuliskan hal ini. Ditengah-tengah pergumulan sakit penyakit, saya bertanya adakah harmoni lagu kehidupan yang indah? Saya pikir ya. Dan salah satu caranya adalah dengan menuliskan artikel ini. Saya sungguh berharap artikel ini dapat menjadi notasi nada yang melantunkan suara kehidupan yang baru. Suara kehidupan yang membangkitkan orang lain untuk bersama belajar berdamai dengan penderitaan.

N –Nantikanlah!
Nantikan hari terbaik yang pasti akan datang. ‘Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati. Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap’. (Pengk 9:4-5)

Selalu ada harapan bagi mereka yang masih hidup. Apapun yang kita alami, selalu ada harapan. Jangan pernah menyerah pada situasi yang terjadi karena ‘anjing yang hidup’ tetap lebih baik dari ‘singa yang mati’. Terkadang kehidupan membawa kita bak lokomotif yang memasuki sebuah terowongan. Terasa sangat gelap dan pekat. Jantung berdetak keras dan nafas tersengal. Keringat mengalir saat dingin merangkul tubuh kita. Gelap dan pekat. Hanya itu yang bisa digambarkan saat lokomotif membentur dinding realita. Terus berjalan, ‘tak ada tanda penantian tiba. Semakin gelap. Anda tidak mungkin mundur, namun ragu untuk melanjutkan perjalanan.

Terowongan! Sadarlah bahwa selalu ada akhir dari setiap awal. Dan selalu ada bahagia dari setiap kesedihan. Ya! Ini bukan isapan jempol belaka. Percayalah bahwa Tuhan punya rencana yang indah dan sejahtera bagi umatNya. Maka serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak(mzm 37:5). Seringkali penderitaan mendorong kita untuk bertindak ceroboh. Kita tidak sabar maka kita mencari jalan singkat. Kita melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Mencuri, berbohong, korupsi, menipu, kita jadikan alasan untuk tidak menanti hari bahagiamu. Ingat! Semuanya justru akan menambah penderitaan kita.

Kelahiran kita di dunia ini tak pernah salah. Sang Khalik selalu punya tujuan dalam hidup kita masing-masing. Dia akan mencukupkan apa yang menjadi kebutuhan kita. Nantikanlah hari bahagiamu. Disana anda dan saya sadar bahwa lokomotif itu akan tiba di ujung terowongan. Sinar dan hangat mentari pun akan membangunkan asa untuk kembali meraih harap.

G – Gunakanlah!
Gunakan dengan maksimal apa yang ada. Suatu kali saya membaca kisah-kisah orang yang hidup dengan keterbatasan tubuh. (difabel). Mereka pernah putus asa. Tapi mereka tidak hidup dalam keputus-asaan mereka. Mengapa? Karena mereka sadar betul bahwa masih ada bagian tubuh lain yang bisa mereka gunakan.

Konon suatu hari ada 10 orang pemuda yang akan diutus untuk membuka lahan perumahan di sebuah pedalaman. Entah mengapa. Satu dari 10 pemuda ini tiba-tiba terkena musibah. Satu jarinya harus diamputasi. Pemuda ini sangat kesal dan marah dengan kejadian tersebut. Dia menyalahkan semua orang bahkan Tuhan atas kejadian itu. Hingga tiba harinya ke-10 pemuda ini berangkat ke pedalaman. Dan setibanya disana, mereka bertemu dengan orang-orang barbar yang masih memakan manusia. Lucunya. Ritual itu dilakukan dengan terlebih dahulu memeriksa semua orang yang akan disantap. Manusia itu harus sempurna. Dan anda tahu. Dari 10 pemuda, hanya satu yang dibebaskan. Dan dia hidup, sedangkan 9 pemuda lainnya harus mati ditangan orang-orang barbar.

Anda tahu. Satu jari yang terpotong justru menyelamatkan nyawanya. Pemuda ini baru bisa mengerti bahwa fokusnya keliru. Dia marah karena hanya melihat satu jari yang terpotong tapi tidak melihat 9 jari lainnya yang masih utuh. Kita tidak mungkin bisa maju jika kita hanya fokus pada masalah tapi tidak melihat ada banyak hal lain yang bisa kita kembangkan. Anda paham artinya? Ya! Bersyukurlah! Bersyukur dengan apa yang ada. Bersyukur menjadi kunci penting untuk berdamai dengan penderitaan.
Mereka yang tidak punya kaki, tahu bahwa mereka masih punya tangan, mata, kaki dan lainnya. Mereka yang tidak punya tangan, sadar betul bahwa mereka masih memiliki kaki, pikiran dan telinga yang baik. Bahkan orang-orang yang lahir tanpa tangan dan kaki pun masih memiliki hati untuk berbagi hidupnya dan menata cinta. Bersyukurlah dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bersyukur?

'Hati meronta tanda arti mencari kata
Mencoba selami kisah dari roda kehidupan yang berputar
Derita berteriak mencari jawaban, teganya engkau merenggut harapan.

'Tak sanggup melihat walau mata tak mungkin terpejam...'tak mampu berjalan walau kaki harus melangkah..

Namun DIA beranjak merengkuh asa memberi arti, buluh terkulai tak dipatahkanNya.
Pandang harapan tanda kemuliaan, 'sana kutaruh doa dan raga

iman berdiri tanpa retorika kala realita menyentuh hati sang Kuasa!'

Mari kita Ber-JUANG! Jujurlah – Usahakanlah – Arahkanlah – Nantikanlah – Gunakanlah!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun