Mohon tunggu...
Joy Gloria Irahay Karetji
Joy Gloria Irahay Karetji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana

Mahasiswa progdi Hubungan Masyarakat Fakultas Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perang, Cinta dan Takdirku

12 Oktober 2024   05:37 Diperbarui: 12 Oktober 2024   06:29 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Beberapa tahun kemudian saat kami sedang merayakan ulang tahun Nico yang ke 3 ada seorang prajurit datang dan memberikan kotak yang berisi seragam Enzo, dan melihat itu aku langsung menyimpulkan bahwa jenazah Enzo sudah di temukan. Setelah melihat isi kotak itu aku bertanya kepada prajurit itu "Darimanakah kamu mendapat seragam ini?" , "Aku hanya diperintahkan untuk memberikan ini kepadamu dan menjemputmu serta anakmu untuk menemui Kepala Markas Jerman". Saat dalam perjalanan aku sangat senang karena sudah 3 tahun lebih aku menunggu kabar dari Kepalas Markas. Sesampainnya aku disana, aku melihat dari kejauhan seorang tentara dengan seragam lengkap yang berjalan menuju arahku dan ternyata itu adalah Enzo. Aku segera berlari menujunya dan memeluknya, aku memperkenalkan Enzo kepada Nico memberitahukan kepeda Enzo bahwa ini adalah Ayahnya. Aku masih tak percaya, tak bisa berkata-kata lagi dan hanya bisa memeluknya dan berterima kasih kepada Tuhan atas penyertaannya. Setelah itu kami pergi ke ruangan Kepala Markas dan mengucapkan banyak terima kasih, kami segera diantar pulang ke Spanyol. Saat sampai kami bergegas menuju rumah keluarga Enzo, mereka juga tak percaya bahwa ini adalah Enzo dan memeluknya dengan erat. Kemudian kami juga pergi ke rumah keluarga ku merayakan pulangnya Enzo, dia bercerita tentang apa yang terjadi, kenapa sampai bisa terjadi. Ternyata para prajurit Uni Soviet menangkap beberapa prajurit Jerman menyiksa mereka, dan melepaskan mereka setelah perang berakhir. 

 

Dan saat dimana Enzo pulang itulah adalah saat yang paling membahagiakan bagi kami sekeluarga. Tuhan masih berpihak kepada kami, sehingga kami dapat berkumpul dan hidup bahagia seperti yang

selalu kami dambakan. Kami membangun keluarga kami di Spanyol seperti apa yang sudah direncanakan dan sudah dijanjikan. Percayalah bahwa tidak salah kalau memiliki harapan dan keyakinan, karena harapan dan keyakinan itulah yang memberikan aku kekuatan untuk bertahan hidup. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun