Mohon tunggu...
Marie JovanneyLourdes
Marie JovanneyLourdes Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

usia 18 tahun

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Romantisme Semesta dalam Gulitanya Malam: Resensi Novel "Anak Perawan di Sarang Penyamun"

1 Oktober 2021   20:43 Diperbarui: 1 Oktober 2021   20:46 1521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Ensiklopedia Sastra Indonesia, Sutan Takdir sendiri merupakan seorang sastrawan Indonesia yang menuang berbagai seni pikirannya ke dalam karya tulis. Beliau lahir di Tapanuli, Sumatra Utara, tanggal 11 Februari 1908, dan menutup hayatnya pada 31 Juli 1993.

Selain gemar menciptakan puisi atau novel, beliau juga sering menulis artikel-artikel dalam koran atau majalah yang menyinggung masalah sosial dan agama. Beliau sendiri dikenal sebagai pemikir kebudayaan yang kontroversial karena pemikirannya yang cenderung berkiblat kebarat-baratan. 

Namun tidak bisa dipungkiri, karya-karyanya telah diakui berhasil mengembangkan kesusastraan Indonesia. Beberapa dari karyanya yang terkenal selain Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940) adalah Tak Putus Dirundung Malang (1929) dan Dian yang Tak Kunjung Padam (1932).

Cerita Anak Perawan di Sarang Penyamun sendiri memiliki tema besar percintaan dengan sedikit bumbu petualangan yang dialami para tokoh. Jenis rangkaian peristiwa yang membangun cerita ini berbentuk alur maju. 

Dari awal hingga akhir cerita, berbagai kejadian menghampiri kehidupan para tokoh dengan perannya masing-masing. 

Diawali dengan sang tokoh utama, Medasing. Pada awal cerita, ia diceritakan sebagai sosok yang antagonis. Hal ini terlihat saat adanya percakapan antar tokoh yang menceritakan perbuatan keji Medasing yang tega membunuh Haji Sahak ketika merampoknya. Sosok Medasing sendiri dikenal sebagai seseorang yang kejam dan garang. 

Namun pada akhir cerita, perkembangan karakter Medasing dapat terlihat setelah kejadian ia bertobat hingga menjadikannya tokoh protagonis. Berbicara tentang tokoh protagonis, Sayu yang merupakan anak perawan Haji Sahak juga merupakan salah satunya. 

Dari awal hingga akhir cerita, Sayu diceritakan sebagai tokoh yang berbudi luhur dan lemah lembut. Semua itu didukung dari tutur kata dan perbuatan yang dilakukannya saat berinteraksi dengan tokoh lain.

Di sisi lain, terdapat tokoh Samad yang merupakan salah satu dari para penyamun. 

Samad digambarkan sebagai tokoh antagonis dalam cerita ini, terbukti dari perilaku dan pemikirannya yang licik dan jahat. Samad juga tak segan-segan mengkhianati kawannya sendiri demi keserakahannya. 

Selain dari itu, terdapat pula tokoh lain yang berperan membantu jalannya cerita seperti Sanip, Tusin, Amat, Sohan, Sima, Bedul dan istrinya, serta Nyi Hajjah Andun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun