Mohon tunggu...
Jovita Stephanie
Jovita Stephanie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bermain game, Bernyanyi, Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Hubungan Antara Depresi dan Pola Tidur pada Anak

31 Januari 2025   10:30 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:30 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Hubungan Antara Depresi dan Pola Tidur pada Anak 

Oleh. Jovita Stefani Mediana 

Mahasiswa Universitas Prima Nusantara 

Prodi. S1 Psikologi 

Hubungan antara Depresi dan Pola Tidur pada Anak

Pendahuluan

Depresi pada anak menjadi salah satu isu kesehatan mental yang semakin banyak mendapat perhatian. Salah satu aspek yang berpengaruh terhadap kondisi ini adalah pola tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting bagi perkembangan fisik serta psikologis anak. Namun, gangguan tidur sering kali muncul sebagai tanda awal depresi atau bahkan memperburuk kondisi mental anak.

Jenis Gangguan Tidur pada Anak dengan Depresi

Anak yang mengalami depresi cenderung memiliki pola tidur yang tidak stabil. Beberapa gangguan tidur yang sering dialami meliputi:

 1.Insomnia: Kesulitan memulai tidur, sering terbangun di tengah malam, atau bangun terlalu pagi.

 2.Hipersomnia: Tidur dalam durasi yang lebih lama dari biasanya tetapi tetap merasa lesu dan tidak segar.

 3.Gangguan tidur REM: Pola tidur yang tidak teratur, termasuk meningkatnya frekuensi mimpi buruk.

Masalah tidur ini dapat mengganggu keseimbangan hormon serta neurotransmitter di otak, yang pada akhirnya dapat memperparah gejala depresi.

Pengaruh Depresi terhadap Pola Tidur

Depresi dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan produksi hormon seperti melatonin serta kortisol, yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Anak yang mengalami tekanan emosional atau stres cenderung memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kesulitan tidur atau tidur yang tidak berkualitas.

Selain itu, perasaan cemas dan sedih yang dialami anak dengan depresi sering kali membuat mereka sulit merasa rileks, sehingga menghambat mereka untuk mencapai tidur yang nyenyak. Hal ini menyebabkan siklus kurang tidur yang dapat memperburuk kondisi emosional dan mental mereka.

Dampak Kurang Tidur terhadap Kesehatan Mental Anak

Kurangnya waktu tidur dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko gangguan emosional dan kognitif pada anak. Beberapa efek negatifnya meliputi:

 *Menurunnya tingkat konsentrasi dan performa akademik

 *Meningkatnya kemungkinan mengalami gangguan kecemasan

 *Kesulitan dalam mengelola emosi

 *Meningkatnya kecenderungan perilaku impulsif atau agresif

Cara Mengatasi Gangguan Tidur pada Anak dengan Depresi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki pola tidur anak yang mengalami depresi, antara lain:

 1. Menjaga Konsistensi Jadwal Tidur: Membantu anak tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

 2. Mengurangi Paparan Layar Sebelum Tidur: Cahaya biru dari perangkat elektronik dapat menghambat produksi melatonin, yang berperan dalam proses tidur.

 3. Menciptakan Lingkungan Tidur yang Kondusif: Menyesuaikan suhu kamar agar nyaman, menggunakan pencahayaan yang redup, dan memastikan tempat tidur mendukung kualitas tidur yang baik.

 4. Melakukan Aktivitas Relaksasi: Membantu anak merasa lebih tenang sebelum tidur dengan membaca buku atau melakukan teknik pernapasan.

 5. Mendapatkan Bantuan Profesional: Jika gangguan tidur terus berlanjut, sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau dokter anak untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Gangguan pola tidur bisa menjadi gejala maupun faktor yang memperburuk depresi pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan tenaga medis untuk memperhatikan kualitas tidur anak serta menerapkan langkah-langkah yang dapat membantu menjaga kesehatan mental mereka. Dengan tidur yang optimal, anak dapat memiliki kondisi emosional yang lebih stabil dan berkembang dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun