Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyesap Teh yang Tak Sebiru Namanya di Rumah Teh Ndoro Donker (4)

22 Juni 2014   20:53 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:30 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_330364" align="aligncenter" width="576" caption="Pengunjung yang tengah menikmati suasana sekitar rumah teh sambil menggendong seorang anak."]

14034199322029521396
14034199322029521396
[/caption]

 

Tea Walk

Pengunjung yang datang ke sini umumnya berasal dari luar area Karanganyar. Misalnya saja Erin (35), ia mengajak suami dan anak-anaknya untuk mampir ke Rumah Teh Ndoro Dongker. Erin yang berasal dari Jakarta mengaku tak menyia-nyiakan kesempatan liburannya untuk mencoba kuliner dengan suasana berbeda, terutama minum teh di perkebunan teh. "Rasa tehnya segar. Suami saya pun menyukai suasana alamnya yang asri. Di sini saya juga bisa mengajak anak-anak untuk menyusuri kebun teh dan mengenalkan alam," kata ibu dua anak ini.

Selain sajiannya yang ramah di lidah, Erin juga menyukai pemandangan sekitar rumah teh yang asri dengan pepohonan besar, penampakan Gunung Lawu dari kejauhan, ukiran bukit dan tebing di ujung pandangan, serta udara sejuk dan segar. Ya, benar saja. Rumah Teh Ndoro Donker telah menjelma menjadi sebuah destinasi wisata kuliner dan wisata alam tersendiri, karena rumah teh ini berdiri ditengah-tengah kebun teh yang bisa dilintasi pengunjung. Saya juga sempat menyusur sebagian kecil kebun tehnya, dan memetik satu pucuk untuk dijadikan objek foto.

Apa bedanya ngeteh di sini dengan di tempat lain? Tentu saja sensasinya. Semilir angin pegunungan dan hamparan kebun teh mengelilingi tempat ini. Minum teh di rumah teh ini serasa berada di rumah sendiri. Ya, tentunya rumah pada zaman kolonial Belanda. Setengah jam menyeruput teh di sini, saya pun merasa betah berlama-lama.

[caption id="attachment_330362" align="aligncenter" width="576" caption="Suasana ngeteh di Rumah Teh Ndoro Donker yang diabadikan penulis saat penulis dikerjai Kompasianer senior."]

1403419740393778149
1403419740393778149
[/caption]

Saking betahnya kami di Rumah Teh Ndoro Donker, saat sedang berfoto-foto, saya pun tak luput dari kejahilan Kompasianer senior seperti Thamrin Sonata dan Ngesti Setyo Murni. Mereka meminta saya mengambil panorama dengan pencahayaan memantul, sehingga saya harus berbaring di atas hamparan rumput untuk memotret. Thamrin dan Ngesti kemudian mengabadikan saya yang sedang berbaring sambil berkutat dengan lensa kamera. Alhasil saya pun tertawa melihat hasil foto mereka. Hal itu menjadi kenangan bagi saya, meski pada akhirnya saya tahu satu teknik baru memotret. Tawa lepas turut menghias kebersamaan kami.

Saya dan teman-teman kembali bersemangat untuk kembali melanjutkan perjalanan untuk makan siang dan menyisir sentra budaya Kota Solo. Semoga esok atau lusa saya dapat kembali lagi menikmati teh di sana. Teh yang tak sebiru namanya, yang akan selalu saya rindukan ketika berkunjung ke Solo.

.

Baca juga tulisan Joshua tentang wisata Solo lainnya dengan klik di sini
atau klik di sini untuk membaca bagian selanjutnya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun