Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyesap Teh yang Tak Sebiru Namanya di Rumah Teh Ndoro Donker (4)

22 Juni 2014   20:53 Diperbarui: 6 Januari 2016   19:30 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_330358" align="aligncenter" width="576" caption="Kompasianer Dwi Suparno sedang menuangkan teh untuk penulis."]

1403419252267411451
1403419252267411451
[/caption]

Rombongan kami menempati tiga meja. Saya kemudian memilih satu meja dengan Kompasianer Dzulfikar Al-A'la, Adian Saputra, Tubagus Encep, dan Dwi Suparno. Kami sepakat memilih Radja Tea dan Premium White Tea yang hendak kami cicipi bersama, masing-masing satu teko untuk satu varian rasa. Sajian tehnya pas untuk berlima. Rasa teh putih berwarna kuning keemasan yang ringan dan lembut saat diseruput membangkitkan kembali semangat saya. Belum lagi Radja Tea yang berwarna coklat muda dengan aroma yang khas, begitu berbeda dan tak seperti varian teh yang pernah saya cicipi selama ini. Untuk rasa yang satu ini, saya sengaja tidak menambahkan gula sebagai pemanisnya demi mendapatkan rasa asli tehnya yang sedikit pahit namun menyegarkan.

Namun bagi Anda dengan perut keroncongan karena lapar, Rumah Teh Ndoro Donker turut menghadirkan sajian yang menggugah selera. Mulai dari camilan unik sampai sajian utama, semuanya tersaji apik memanjakan lidah, sebut saja Soup Iga Donker atau Iga Bakar Donker.

[caption id="attachment_330359" align="aligncenter" width="576" caption="Radja Tea, salah satu varian rasa teh yang penulis coba di Rumah Teh Ndoro Donker."]

1403419326635289447
1403419326635289447
[/caption]

[caption id="attachment_330360" align="aligncenter" width="576" caption="Tahu Donker, salah satu cemilan berbahan dasar tahu yang harus Anda coba."]

1403419516439251482
1403419516439251482
[/caption]

[caption id="attachment_330361" align="aligncenter" width="576" caption="Penulis (kanan, berbaju merah) yang tengah menyeruput teh."]

1403419639529325756
1403419639529325756
[/caption]

Camilan ringan juga dapat menjadi pendamping minum teh di rumah teh ini seperti Gegrilde Banana, pisang goreng yang disajikan dengan keju dan lelehan coklat hitam. Pisangnya begitu lembut ketika dilumat dengan paduan keju dan coklat, sungguh aduhai rasanya. Bagi yang suka ketela atau ubi, Anda harus coba Zoete Aardappelen, sajian ketela goreng yang ditaburi wijen dan dilumuri madu sebagai sausnya. Madunya gurih dan tidak begitu manis. Namun bila Anda suka yang sedikit lebih modern, cobalah Gebakken Cassave atau ubi goreng khas Rumah Teh Ndoro Donker. Penganan ini lebih mirip kroket, berselimut tepung panir kasar yang garing dan gurih, namun lembut dan manis di dalam, bermandi saus mayones asam manis.

Bersama rekan-rekan yang lain, saya mencoba tiga menu ini secara "keroyokan" agar kebersamaannya makin terasa. Ngaso kami semakin lengkap dengan Tempe Donker, tempe goreng tepung yang gurih dilengkapi kecap manis yang telah dicampur irisan cabe rawit dan bawang merah. Eiitttsss... Tempenya lebih enak segera disantap selagi masih panas agar sensasi renyahnya tetap terasa.

Soal harganya? Untuk makanan, harganya memang relatif murah. Umumnya berkisar Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi, kecuali Soup Iga dan Iga Bakar yang harganya Rp 25.000,- sampai Rp 30.000,- Kisaran harga sajian tehnya mulai dari Rp. 5.000,- hingga Rp.10.000,- per cangkir, dan Rp. 20.000,- hingga Rp. 45.000,- per teko. Tidak terlalu menguras kocek untuk menikmati teh sedap kaya manfaat bagi kesehatan, bukan?

Untuk Premium White Tea sendiri harganya memang Rp. 45.000 per teko, paling mahal dibanding varian teh lain yang disajikan. Mengapa? Seorang kasir di Rumah Teh Ndoro Donker yang saya temui mengatakan, "Kami hanya memiliki 48 pohon teh yang dapat menghasilkan teh putih." Pelayan tersebut juga mengatakan, satu kilogram teh putih kering siap seduh  harganya dapat mencapai Rp. 10 juta. Mencengangkan memang, meski menurut saya sebanding dengan kualitas teh putihnya yang diproses alami tanpa fermentasi dan menghasilkan rasa yang ringan dan berbeda dibanding teh lain.

[caption id="attachment_330363" align="aligncenter" width="576" caption="Penulis memetik pucuk teh di tea walk Rumah Teh Ndoro Donker."]

14034198481418121071
14034198481418121071
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun