[caption id="attachment_330358" align="aligncenter" width="576" caption="Kompasianer Dwi Suparno sedang menuangkan teh untuk penulis."]
Rombongan kami menempati tiga meja. Saya kemudian memilih satu meja dengan Kompasianer Dzulfikar Al-A'la, Adian Saputra, Tubagus Encep, dan Dwi Suparno. Kami sepakat memilih Radja Tea dan Premium White Tea yang hendak kami cicipi bersama, masing-masing satu teko untuk satu varian rasa. Sajian tehnya pas untuk berlima. Rasa teh putih berwarna kuning keemasan yang ringan dan lembut saat diseruput membangkitkan kembali semangat saya. Belum lagi Radja Tea yang berwarna coklat muda dengan aroma yang khas, begitu berbeda dan tak seperti varian teh yang pernah saya cicipi selama ini. Untuk rasa yang satu ini, saya sengaja tidak menambahkan gula sebagai pemanisnya demi mendapatkan rasa asli tehnya yang sedikit pahit namun menyegarkan.
Namun bagi Anda dengan perut keroncongan karena lapar, Rumah Teh Ndoro Donker turut menghadirkan sajian yang menggugah selera. Mulai dari camilan unik sampai sajian utama, semuanya tersaji apik memanjakan lidah, sebut saja Soup Iga Donker atau Iga Bakar Donker.
[caption id="attachment_330359" align="aligncenter" width="576" caption="Radja Tea, salah satu varian rasa teh yang penulis coba di Rumah Teh Ndoro Donker."]
[caption id="attachment_330360" align="aligncenter" width="576" caption="Tahu Donker, salah satu cemilan berbahan dasar tahu yang harus Anda coba."]
[caption id="attachment_330361" align="aligncenter" width="576" caption="Penulis (kanan, berbaju merah) yang tengah menyeruput teh."]
Camilan ringan juga dapat menjadi pendamping minum teh di rumah teh ini seperti Gegrilde Banana, pisang goreng yang disajikan dengan keju dan lelehan coklat hitam. Pisangnya begitu lembut ketika dilumat dengan paduan keju dan coklat, sungguh aduhai rasanya. Bagi yang suka ketela atau ubi, Anda harus coba Zoete Aardappelen, sajian ketela goreng yang ditaburi wijen dan dilumuri madu sebagai sausnya. Madunya gurih dan tidak begitu manis. Namun bila Anda suka yang sedikit lebih modern, cobalah Gebakken Cassave atau ubi goreng khas Rumah Teh Ndoro Donker. Penganan ini lebih mirip kroket, berselimut tepung panir kasar yang garing dan gurih, namun lembut dan manis di dalam, bermandi saus mayones asam manis.
Bersama rekan-rekan yang lain, saya mencoba tiga menu ini secara "keroyokan" agar kebersamaannya makin terasa. Ngaso kami semakin lengkap dengan Tempe Donker, tempe goreng tepung yang gurih dilengkapi kecap manis yang telah dicampur irisan cabe rawit dan bawang merah. Eiitttsss... Tempenya lebih enak segera disantap selagi masih panas agar sensasi renyahnya tetap terasa.
Soal harganya? Untuk makanan, harganya memang relatif murah. Umumnya berkisar Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi, kecuali Soup Iga dan Iga Bakar yang harganya Rp 25.000,- sampai Rp 30.000,- Kisaran harga sajian tehnya mulai dari Rp. 5.000,- hingga Rp.10.000,- per cangkir, dan Rp. 20.000,- hingga Rp. 45.000,- per teko. Tidak terlalu menguras kocek untuk menikmati teh sedap kaya manfaat bagi kesehatan, bukan?
Untuk Premium White Tea sendiri harganya memang Rp. 45.000 per teko, paling mahal dibanding varian teh lain yang disajikan. Mengapa? Seorang kasir di Rumah Teh Ndoro Donker yang saya temui mengatakan, "Kami hanya memiliki 48 pohon teh yang dapat menghasilkan teh putih." Pelayan tersebut juga mengatakan, satu kilogram teh putih kering siap seduh  harganya dapat mencapai Rp. 10 juta. Mencengangkan memang, meski menurut saya sebanding dengan kualitas teh putihnya yang diproses alami tanpa fermentasi dan menghasilkan rasa yang ringan dan berbeda dibanding teh lain.
[caption id="attachment_330363" align="aligncenter" width="576" caption="Penulis memetik pucuk teh di tea walk Rumah Teh Ndoro Donker."]