Mohon tunggu...
Joseph Nicolas Ope Lasaren
Joseph Nicolas Ope Lasaren Mohon Tunggu... Duta Besar - Siswa

CS 112

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setitik Tangis

23 Maret 2024   09:48 Diperbarui: 23 Maret 2024   09:50 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kepala desa akhirnya pamit untuk pulang dan dia juga dibuat kecewa dengan rumah Udin seperti kekecewaan yang dialami oleh warga pemberani sebelumnya. Kepala desa mulai memikirkan rencana selanjutnya karena memang benar-benar meresahkan tangisan ini. Beberapa hari kemudian kepala desa mendapatkan ide yang cukup baik untuk menyelamatkan Udin dan warga-warganya. Kepala desa ingin memanggil dukun profesional yang berasal dari kota yang cukup jauh dari desa mereka. Hari itu juga kepala desa memanggil agar tangisan ini ditindak dengan cepat, kepala desa menyuruh dua ajudan nya untuk memakai mobil pergi ke kota segera 

"Lintang dan Linting cepat ke kota dan panggilah dukun profesional yang ada disana", kepala desa memanggil dua ajudannya

"Baik bos, ini kami segera menuju ke kota", ujar Lintang dan Linting dengan tegas.

Sambil menunggu kepala desa merasa tangisan yang muncul di rumah Udin sangatlah janggal karena pemilik rumah sendiri tidak tahu dan bahkan dia tidak bisa mendengar suara tangisan itu. Kepala desa duduk sambil berpikir, bagaimana jika dukun tersebut juga tidak menemukan sisi terang dari masalah tersebut. Dia dibuat sedikit stres dengan hal begini sama stres nya ketika warga mendengar tangisan itu. Ketika sedang berpikir kepala desa dikejutkan oleh datangnya dua ajudannya dengan tamu yang ditunggu oleh kepala desa yaitu dukun profesionalnya yang bernama Jackson. Kepala desa menyambut Jackson dengan baik dan kepala desa menuntun Jackson yang cukup tua untuk masuk ke dalam rumahnya. Di dalam rumah kepala desa, mereka berdua berbincang-bincang dan kepala desa menjelaskan kembali penjelasan dia ketika berbicara dengan Udin. Jackson mulai mengerti masalahnya yang dibicarakan oleh kepala desa dan akhirnya jackson meminta untuk diantarkan ke rumah Udin. Kepala desa memunculkan wajah yang sedikit senang karena masalah ini bisa terselesaikan dengan cepat tanpa repot-repot.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sampailah mereka di depan rumah Udin yang sangat tertutup dan rumah yang sangat besar. Kepala desa mulai memanggil Udin dengan nada yang cukup keras karena rumah Udin tidak ada bel. Dan rumah udin dikelilingi dengan pagar pagar yang setinggi paha orang dewasa. Sebenarnya kepala desa bisa melompati pagar tersebut tapi itu artinya dia melanggar peraturan yang sudah dibuatnya. Cukup lama kepala desa memanggilnya bahkan suara kepala desa sudah ingin habis dan akhirnya Udin keluar dengan memegang pistol yang mengarahkan langsung ke arah Jackson karena Udin sangat berjaga-jaga ketika ada seseorang yang baru dilihat di sekitar desanya. Kepala desa sempat panik karena Udin mengeluarkan senjata api namun kepala desa bisa menenangkan Udin dengan cepat. Kepala desa akhirnya menceritakan maksudnya untuk datang bersama Jackson si dukun profesional ini. 

"Ngapain kalian kesini ? " Udin bertanya dengan nada marah karena mereka sangat mengganggu

"Jadi begini Din, maksud kami berdua kesini untuk memecahkan masalah tangisan itu din", ujar kepala desa 

"Baiklah silahkan masuk" Udin mempersilahkan masuk mereka berdua dan dia juga menyimpan pistolnya

"Makasih ya Din", ujar Kepala desa dan Jackson. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun