Dengan digembleng kegiatan petualangan dan touring yang kerap kali diselenggarakan, masing-masing anggota membangun rasa solidaritas dan menelantarkan ego.
Lelaki yang sudah berkeluarga ini menjelaskan, “Memang Jelajah banyak melakukan touring di alam. Di sana, anggota disadarkan bahwa mereka membutuhkan satu sama lain. Dengan begitu mereka meninggalkan ego masing-masing.”
Kegiatan seperti di atas memberikan efek tumpahan ketika riders kembali ke kehidupan kota.
“Memang anggota diwajibkan untuk mengikuti peraturan. Jika ada pengemudi motor yang menerobos lampu merah, kita tidak akan mengikuti,” ucap Dadan.
Selain merupakan sarana penyalur hobi, komunitas ini juga ingin memberi contoh positif bagi masyarakat, khususnya pengemudi motor muda.
“Saat ini banyak kelompok yang berdiri tanpa visi dan misi yang jelas. Ada beberapa yang berisikan anak remaja sehingga emosi masih belum stabil. Mereka bertindak tidak pantas, layaknya pemilik jalan raya,” jelas Yudha saat diminta komentarnya tentang grup yang memberi reputasi buruk kepada komunitas pecinta motor.
Bersama dengan kelompok penggemar sepeda motor lain seperti Manguni Riders, New Vixion Lightning Family, dan Verza Rider Community, Yudha dan kawan telah berpartisipasi dalam penyuluhan keamanan lalu lintas yang diselenggarakan oleh Polri dan ikut berperan dalam menyebarkan informasi kepada sesama pengendara.
Bahkan Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mengundang komunitas tersebut untuk mendukung acara edukasi mengenai bahaya minuman keras dan narkoba.
Ketika ditanya pesan apa yang ingin ia sampaikan, Yudha berkata setiap pengendara harus membangun kematangan diri.
“Coba ingat dengan keluarga. Lebih baik terlambat sepuluh menit daripada lebih cepat lima menit tetapi membahayakan diri.”