Namun, di tengah rasa bahagia itu, pertanyaan lain muncul di benaknya. "Mengapa kau menghilang dariku Topan?" tanya Marnie.
Topan berusaha menjelaskan, "Aku tidak menghilang. Kita berpisah setelah lulus SMP. Aku tidak tahu kau lanjut ke SMA mana. Mau menghubungimu juga aku tidak punya nomor teleponmu, Marnie. Kaulah yang menghilang!"
Hening sejenak.
"Setidaknya berusahalah untuk mencariku, bukan hanya merindukanku," Marnie membantah.
"Aku sudah berusaha mencarimu, Marnie," Topan mencoba membalas.
"Hanya
 lewat media sosial?" Marnie bertanya sekali lagi dengan nada kesal.
"Ya, hanya itu yang bisa kulakukan. Aku sudah berusaha," kata Topan.
(Brakkk....)
Tiba-tiba, Topan tersentak bangun dari kursi gaming. Masih di depan layar laptop, ia melihat ke arah jam. Sudah pukul 03:00 WIB. Bunyi gelas kopi yang jatuh mengagetkannya membuatnya terbangun dan sadar bahwa yang tadi itu hanyalah mimpi. Marnie tidak ada, ia hanyalah ilusi.
Apakah semua itu hanya mimpi? Marnie, kau ada di mana?