Dunia Topan serasa berhenti berputar. Ia terdiam, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Apakah ini mimpi atau kenyataan? Mungkinkah Marnie, gadis yang selama ini dirindukannya, ada di sini, di dunia virtual yang sama?
Topan tak mampu berkata apa-apa, hanya diam mencerna kata-kata Marnie. Pertanyaan berkecamuk di benaknya. Marnie, benarkah ini kau?
Di saat yang sama, teriakan teman-temannya di Malaysia membangunkannya dari lamunan. Musuh akan menyerang! Topan tersadar, masih dalam permainan. Dengan panik, ia kembali fokus pada layar, namun kata-kata Marnie masih terngiang di telinganya.
Sambil bermain, Topan memberanikan diri untuk bertanya, "Marnie, apa betul itu kau?" Pertanyaan itu keluar dengan perasaan bersalah dan malu. Bagaimana bisa ia melupakan suara perempuan yang begitu digemarinya dan dirindukannya?
"Ini aku, apa kau telah melupakanku?" tanya Marnie dengan nada kesal.
"Tidak Marnie, tidak mungkin aku melupakanmu. Aku hanya tidak percaya ini kau. Suaramu juga sudah berubah dengan sebelumnya," kata Topan mencoba menjelaskan.
Seolah tak ingin menunda lebih lama, Topan spontan menyampaikan perasaannya, "Aku telah lama mencarimu Marnie, bahkan malam ini sebelum aku bermain game, aku mencoba mencarimu ke seluruh media sosial, tapi tidak menemukanmu. Aku merindukan semua yang pernah ada waktu SMP. Aku merindukan suaramu dan tingkah lakumu. Dan hari ini aku tidak percaya akan mendengar lagi suaramu dan bertemu denganmu di dalam game."
"Benarkah kau merindukanku? Aku selama ini juga penasaran di mana kau sekarang. Aku bermain game karena aku berpikir akan menemui di dalam game. Kau kan penggila game online, jadi aku yakin pasti menemukanmu. Dan sekarang setelah satu tahun bermain game, aku berhasil menemukanmu sekarang," kata Marnie.
Kata-katanya bagaikan musik di telinga Topan. Pikirannya melayang-layang, membayangkan wajah Marnie yang dulu ceria dan selalu menemani hari-harinya di SMP.
Tanpa disangka, mereka berhasil memenangkan permainan. Perasaan bahagia bercampur aduk dengan rasa penasaran. Topan ingin segera berbicara lebih banyak dengan Marnie.
Sebelum keluar dari permainan, Marnie memberikan nomor teleponnya dan menyuruh Topan untuk segera menghubunginya. Topan tak sabar untuk mendengar suaranya lagi.