Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Drama Korea, Kok Mendunia?

8 Januari 2021   22:10 Diperbarui: 8 Januari 2021   22:14 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, sekolah tempat saya mengajar kedatangan relawan muda korea dalam program KOICA. Yang pertama pada tahun 2011-2013, dan relawan kedua datang pada tahun 2015-2017.

Dari informasi yang saya peroleh ketika berinteraksi secara langsung , kedua relawan muda korea ini sengaja didatangkan oleh pemerintah Korea Selatan ke negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia untuk menjadi guru relawan di sekolah-sekolah.

Kehadiran mereka termasuk dalam rangka mengusung misi mengenalkan budaya Korea pada generasi muda di negara-negara sedang berkembang. Mereka mengajar di kelas, mengenalkan aksara Korea, juga budaya Korea.

Sesekali, dua gadis muda Korea ini mengenakan Hanbok, pakaian tradisional Korea, dalam peringatan hari-hari besar, seperti saat upacara peringatan kemerdekaan RI di lingkungan sekolah.

Tentu saja tampilan unik gadis muda Korea dengan balutan Hanboknya, sukses menarik para warga sekolah untuk sekedar berfota bersama. Saya yakin, sentuhan sederhana ini akan membuat banyak orang tertarik dengan budaya Korea, termasuk menjadi pencinta drama korea.

Itulah hasil pengamatan sederhana saya, terkait mengapa drama korea bisa populer dan mendunia.

Tentu tidak ada yang salah jika kita memilih untuk menjadi pecinta drama korea. Namun yang perlu disayangkan adalah jika kita jauh lebih tertarik dengan budaya dan kehidupan orang-orang korea, ketimbang mencintai budaya dan orang-orang sebangsa sendiri.

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun