Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Drama Korea, Kok Mendunia?

8 Januari 2021   22:10 Diperbarui: 8 Januari 2021   22:14 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Drama Korea | sumber gambar : www.fanpop.com

Ngomongin drama korea sepertinya memang tidak ada habisnya. Kecuali bagi saya yang hanya pernah nonton 2 drama korea jadul, Meteor Garden dan Jewel in The Pallace.

Serial Meteor Garden saya tonton dulu waktu masa-masa ABG akhir, ketika akan meninggalkan dunia anak sekolah. Sedangkan drama Jewel in The Pallace, tertarik untuk menontonnya karena saat itu hampir semua orang membicarakannya.

Namun sekarang, jangan tanya pada saya: drama korea apa yang sedang ngehits? Atau aktor dan aktris korea apa yang sedang banyak digandrungi saat ini? Sudah pasti saya harus googling dulu untuk cari jawabannya, haha ...

Namun karena Blogcomp Maraton Awal Tahun Kompasiana mengharuskan saya yang terlanjur komit untuk menulis gak bolong-bolong tanpa membolos selama 14 hari, yo wis lah, saya jawab tantangan Kompasiana untuk menulis tema drama korea favorit versi saya.

Tetapi saya juga sedang tidak mengupas tuntas 2 drama korea yang saya sebutkan di atas. Hingga saat ini, saya belum pernah menulis ulasan film atau drama, dan saya belum punya bekal apapun untuk mereview sebuah film atau drama.

Artikel saya kali ini lebih untuk mencari jawaban dugaan terkait judul yang saya tulis di atas, mengapa drama korea bisa populer dan mendunia saat ini.

Bicara soal serial drama yang mendunia, bagi kita yang bukan dari generasi milenial, pasti ingat bagaimana populernya telenovela atau opera sabun sebelum boomingnya drama korea. Sebut saja telenovela Esmeralda, Rosalinda atau Betty La Fea yang hits di tahun 90an.

Jika dibandingkan dengan serial telenovela yang cukup akrab dengan adegan kekerasan dan seksualitas, drama korea sepertinya lebih 'ramah' dengan penonton Asia dan Timur Tengah.

Sepertinya, inilah alasan pertama, mengapa drama korea bisa menggusur popularitas telenovela. Ketika menonton drama korea, penonton Asia dan mungkin juga dari Timur Tengah, tidak perlu melakukan banyak sensor karena adegan intim dan aksi kekerasannya bisa dibilang jauh lebih sedikit.

Kalau bicara tema-tema yang diangkat, drama korea lebih banyak mengusung cerita yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Karena alasan inilah, para penggemar drama korea merasa melihat realitas kehidupannya sendiri sehingga jadi menarik untuk diikuti alur ceritanya.

Terkait dengan jumolah serinya, drama korea juga sepertinya jauh lebih pendek dibandingkan dengan serial drama dari belahan dunia mana pun. Apa lagi jika dibandingkan dengan sinetron tanah air, alamak! Gak kuat ngikutinya.

Salah satu terobosan Korea yang berhasil menantarkan serial dramanya mendunia adalah penayangannya melalui multi platform, tidak hanya melulu melalui stasiun Televisi, termasuk juga melalui platform online. Seperti diketahui bersama, drama korea banyak ditayangkan melalui aplikasi streaming seperti DramaFever , Viu atau Netflix.

Namun tentu saja, ada faktor lain selain terobosan penayangan melalui platform online. Bicara soal teknik pengambilan gambar, drama korea memang jauh terlihat lebih keren. Apalagi didukung dengan tampilan aktor dan aktrisnya yang sangat menarik, maka memang suguhan drama korea menjadi candu yang terasa rugi untuk dilewatkan penggemarnya.

Lihatlah pesona 4 oppa-oppa di serial Meteor Garden. Wajah yang mulus tak seperti pria-pria kebanyakan, dibalut dengan karakter yang cool, sukses menyulap gadis-gadis remaja di berbagai belahan dunia untuk histeris menyaksikan adegan mereka episode demi episode.

Sangking tenarnya si 4 oppa ini, saya pun jadi penasaran, bagaimana sebenarnya mereka-mereka ini. Paling tidak, gairah remaja saya waktu itu gak mau kalah, syukur-syukur bisa menggaet teman-teman perempuan saya waktu itu, hahaha ... kacau ya.

Kalau bicara soal serial Jewel in The Pallace, nah kalau drama korea yang satu ini memang benar-benar telah memikat hati saya. Balutan budaya yang sangat khas, membuat saya tertarik untuk mengikuti drama ini sambil mengamati budaya Korea.

Selain itu, drama kolosal adalah salah satu genre film yang paling saya senangi. Ditambah karena drama ini diangkat dari kisah nyata di satu era kerajaan Korea, serialnya menjadi sangat menarik untuk diikuti.

Apalagi ketika mengikuti kisah perjuangan Jang Geum, yang berjuang untuk menjadi kepala dayang dapur tertinggi, ditambah bumbu-bumbu kisah percintaannya dengan Min Jung Ho sangat seru dan layak untuk diikuti.

Maka tak heran jika drama Jewel in The Palace berhasil memenangkan sejumlah penghargaan prestisius, termasuk penghargaan Baeksang Arts Award tahun 2004.

Di atas semua itu, unsur budaya yang banyak diangkat di drama korea sepertinya tidak hanya soal memenangkan industri hiburan di dunia. Budaya korea yang kental disajikan dalam serial-serial drama Korea, sepertinya menjadi strategi diplomasi untuk mengarahkan mata dunia pada negara Korea.

Seiring dengan populernya drama-drama korea, perangkat telepon sellular besutan Korea pun sukses mendunia, seperti Samsung. Termasuk meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke negeri gingseng itu setiap tahunnya, saya pikir tidak lepas dari peran popularitas serial drama korea.

Beberapa waktu lalu, sekolah tempat saya mengajar kedatangan relawan muda korea dalam program KOICA. Yang pertama pada tahun 2011-2013, dan relawan kedua datang pada tahun 2015-2017.

Dari informasi yang saya peroleh ketika berinteraksi secara langsung , kedua relawan muda korea ini sengaja didatangkan oleh pemerintah Korea Selatan ke negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia untuk menjadi guru relawan di sekolah-sekolah.

Kehadiran mereka termasuk dalam rangka mengusung misi mengenalkan budaya Korea pada generasi muda di negara-negara sedang berkembang. Mereka mengajar di kelas, mengenalkan aksara Korea, juga budaya Korea.

Sesekali, dua gadis muda Korea ini mengenakan Hanbok, pakaian tradisional Korea, dalam peringatan hari-hari besar, seperti saat upacara peringatan kemerdekaan RI di lingkungan sekolah.

Tentu saja tampilan unik gadis muda Korea dengan balutan Hanboknya, sukses menarik para warga sekolah untuk sekedar berfota bersama. Saya yakin, sentuhan sederhana ini akan membuat banyak orang tertarik dengan budaya Korea, termasuk menjadi pencinta drama korea.

Itulah hasil pengamatan sederhana saya, terkait mengapa drama korea bisa populer dan mendunia.

Tentu tidak ada yang salah jika kita memilih untuk menjadi pecinta drama korea. Namun yang perlu disayangkan adalah jika kita jauh lebih tertarik dengan budaya dan kehidupan orang-orang korea, ketimbang mencintai budaya dan orang-orang sebangsa sendiri.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun