Beberapa waktu lalu, sekolah tempat saya mengajar kedatangan relawan muda korea dalam program KOICA. Yang pertama pada tahun 2011-2013, dan relawan kedua datang pada tahun 2015-2017.
Dari informasi yang saya peroleh ketika berinteraksi secara langsung , kedua relawan muda korea ini sengaja didatangkan oleh pemerintah Korea Selatan ke negara-negara sedang berkembang termasuk Indonesia untuk menjadi guru relawan di sekolah-sekolah.
Kehadiran mereka termasuk dalam rangka mengusung misi mengenalkan budaya Korea pada generasi muda di negara-negara sedang berkembang. Mereka mengajar di kelas, mengenalkan aksara Korea, juga budaya Korea.
Sesekali, dua gadis muda Korea ini mengenakan Hanbok, pakaian tradisional Korea, dalam peringatan hari-hari besar, seperti saat upacara peringatan kemerdekaan RI di lingkungan sekolah.
Tentu saja tampilan unik gadis muda Korea dengan balutan Hanboknya, sukses menarik para warga sekolah untuk sekedar berfota bersama. Saya yakin, sentuhan sederhana ini akan membuat banyak orang tertarik dengan budaya Korea, termasuk menjadi pencinta drama korea.
Itulah hasil pengamatan sederhana saya, terkait mengapa drama korea bisa populer dan mendunia.
Tentu tidak ada yang salah jika kita memilih untuk menjadi pecinta drama korea. Namun yang perlu disayangkan adalah jika kita jauh lebih tertarik dengan budaya dan kehidupan orang-orang korea, ketimbang mencintai budaya dan orang-orang sebangsa sendiri.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H