Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kemdikbud Resmi Hapus Ujian Nasional, Mari Bersiap untuk AKM Tahun 2021

9 Oktober 2020   22:11 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:25 3179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembelajaran di SMKN Pertanian Terpadu Provinsi Riau (Dokumen Pribadi)

Untuk diobati penyakitnya, seorang pasien di rumah sakit disuntik obat. Tubuh pasien secara bertahap mengolah obat tersebut sehingga setelah 1 jam hanya tersisa 60% obat yang masih aktif. Pola ini berlanjut terus, yaitu di akhir setiap satu jam hanya ada 60% obat dari periode satu jam sebelumnya yang masih aktif.

Pasien tersebut diberi dosisi 300 mg obat pada pukul 8 pagi.

Pertanyaan yang dapat dikembangkan adalah peserta didik diminta melengkapi tabel dengan menuliskan sisa obat yang masih aktif pada jam 9, jam 10 dan jam 11 pagi.

Pada soal di atas, peserta didik menerapkan ilmu matematika berupa pola bilangan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kepekatan obat. Konteks pada soal ini melekat dalam prosedur penyelesaian soal dari awal hingga akhir.

Dalam hal ini, fokus peserta didik bukan hanya tentang pola bilangan, melainkan juga tentang jumlah obat yang masih tetap aktif di tubuh seorang pasien. Oleh karena itu, soal ini bisa dikategorikan sebagai soal dengan konteks ekstra-matematika.

Ketika memperhatikan bentuk soal AKM ini, sebagai seorang guru saya mengapresiasi konsep evaluasi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah sebagai pengganti Ujian Nasional 2021. Konsep AKM ini menekankan pada kompetensi literasi dan numerasi peserta didik di level Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Baca juga: Asesmen Nasional dan Profil Pelajar Pancasila, Sebuah Reformasi Pendidikan Abad 21

Bagi saya ini adalah kemajuan besar model asesmen atau evaluasi pembelajaran kita. Sebagaimana diketahui bersama, skor test PISA anak-anak Indonesia selama ini sangat rendah. Melalui model AKM ini, tingkat dan kualitas asesmen kita akan diarahkan pada level test PISA.

Selama ini, guru-guru di sekolah belum banyak mengembangkan model soal seperti ini. Kebanyakan soal-soal yang diberikan, baik untuk keperluan penilaian hasil belajar oleh pendidik maupun penilaian hasil belajar oleh satuan pendidik masih mengarah pada bentuk soal di level Lower Order Thinking Skills (LOTS).

Namun, tentu saja AKM ini seharusnya tidak sekedar menjadi alat ukur dalam pemetaan kualitas pendidikan kita. Esensi dari soal model AKM ini harus menjadi proses pembelajaran sehari-hari yang diterapkan oleh guru di kelas.

Harus diakui, ini adalah hal yang baru dan sangat berbeda dengan apa yang telah dilakukan oleh guru-guru selama ini. Karena itu, Pemerintah perlu menyiapkan guru-guru agar dapat mengembangkan soal model AKM melalui kegiatan workshop atau sejenisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun