Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

[Kesaksian] 10 Hari Mencari Pertolongan Medis, 11 Kali Ditolak Rumah Sakit

25 September 2020   06:06 Diperbarui: 25 September 2020   19:33 3468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah perjuangan 60 hari perawatan bapak di RS Siloam Kelapa Dua akan saya ceritakan pada tulisan berikutnya.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kejadian ini?

Perjuangan sulitnya mendapatkan RS ini terjadi di awal-awal pandemi covid-19. Tak terbayangkan lagi bagaimana sulitnya sekarang di saat kasus terkonfirmasi covid-19 terus meningkat.

Saat ini, RS Rujukan covid-19 di beberapa kota dikabarkan telah penuh. Pemerintah menyiapkan beberapa hotel sebagai tempat isolasi mandiri pasien covid-19.

Untuk pasien OTG, tentu tidak akan jadi masalah diisolasi di mana pun juga. Yang jadi masalah adalah bagi pasien dengan usia lansia atau dengan penyakit penyerta yang tidak sekadar memerlukan tempat untuk mengisolasi diri, tetapi juga peralatan medis yang memadai khususnya ventilator.

Bisa dibilang, ketersediaan ventilator sangat terbatas. Banyak pasien covid-19 yang dikabarkan harus antri menggunakan ventilator padahal kondisi paru-paru yang terpapar buruk oleh virus corona memerlukan bantuan ventilator segera.

Jika terlambat diberikan bantuan ventilator, maka akibatnya bisa fatal, gagal pernafasan dan menyebabkan kematian.

Karena itu sebelum terjadi, jauh lebih baik untuk mencegah dari pada mengobati. Tetaplah patuhi protokol kesehatan dengan disiplin agar kita terhindar dari penularan virus corona yang berbahaya ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun