Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

[Kesaksian] 10 Hari Mencari Pertolongan Medis, 11 Kali Ditolak Rumah Sakit

25 September 2020   06:06 Diperbarui: 25 September 2020   19:33 3468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga hari kesembilan itu (01/04/2020) total kami telah membawa bapak ke 10 RS berbeda. 4 kali diterima di IGD dan dilakukan pemeriksaan labor, selebihnya tanpa pemeriksaan sama sekali hanya melihat riwayat rekam medis sebelumnya.

Bahkan di salah satu RS yang didatangi, bapak dilarang turun dari mobil oleh pihak RS.

Di RSD Wiswa Atlet pun, bapak telah di test rapid dua kali. Yang kedua pada tanggal 1 April 2020, juga dengan hasil rapid test non reaktif.

Kondisi ini membuat kegelisahan kami makin memuncak, ditambah lagi kondisi fisik bapak makin menurun. Karena hari itu sudah cukup larut malam, kami pun memutuskan membawa kembali bapak pulang ke rumah.

Malam itu juga, kami menceritakan detail kejadian ini ke rekan dokter tim Task Force Perkantas. Sebagai informasi, Tim Task Force adalah tim yang dibentuk oleh Yayasan Perkantas dalam menolong orang-orang yang terkena covid-19 untuk mendapatkan edukasi dan informasi pertolongan medis yang dibutuhkan terkait virus corona.

Setelah melakukan conference call bersama tiga orang dokter sekaligus, rekan-rekan dokter ini pun berjanji akan membantu mencarikan RS yang bersedia merawat bapak malam itu juga.

Kondisi bapak sudah sangat lemah. Sesampainya di rumah ia segera tertidur pulas.

Pukul 1 dini hari, kami mendapat informasi ada 1 RS yang bersedia untuk menerima bapak. Namun karena bapak sudah terlelap, kami tidak tega untuk membangunkan dan membawanya kembali ke RS. Kamipun sepakat esok pagi akan segera membawa bapak ke RS.

Pagi itu (02/04/2020) adalah hari ke-10 bapak merasakan demam. Nafasnya mulai terasa lebih cepat. Secara manual kami menghitung jumlah tarikan nafas bapak dalam semenit, dan rata-rata terhitung di atas 30 tarikan nafas.

Menurut rekan-rekan dokter Tim Task Force Perkantas, bapak mulai mengalami sesak nafas. Jika tidak dibantu dengan oksigen, dikuatirkan bapak akan makin kesulitan bernafas.

Kami pun segera mencari tabung oksigen lengkap dengan selang-selangnya dengan bantuan keluarga dari adik bapak (baca: keluarga namboru). Sepupu yang di rumah juga mencari oksigen portabel di apotik terdekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun