Dengan berbekal oksigen ini, bapak pun segera dibawa ke RS Siloam Karawaci, di Tangerang Banten. Jauh memang dari Pondok Gede, butuh perjalanan sekitar 4 jam menuju ke sana. Namun tidak ada pilihan lain, mendengar RS ini bersedia merawat bapak saja sudah membuat kami sangat bersyukur.
Setibanya di RS Siloam Karawaci, bapak diterima di IGD darurat yang khusus untuk pasien suspek covid-19. Bapak kembali diberikan serangkaian test baik test darah maupun rongent thorax.
Bapak pun dijadwalkan akan test swab esok hari. Jadilah malam itu bapak tidur di IGD Siloam Karawaci.
Keesokan harinya (03/04/2020), dokter menjelaskan hasil labor dan kondisi bapak. Dari penjelasan yang diberikan, besar indikasi bapak terpapar virus corona. Hari itu juga dilakukan test swab kepada bapak.
Namun, karena hasil test swab baru bisa keluar 3-5 hari, bapak dirujuk ke RS Siloam Kelapa Dua, yang merupakan RS khusus menangani pasien Covid-19. Malam harinya, dengan Ambulance bapak dibawa oleh tim medis menuju RS Siloam Kelapa Dua, Tangerang.
Sepupu yang menemani lantas melakukan video call dengan kami di Pekanbaru, memvisualisasikan bagaimana bapak dimasukkan ke Ambulance.
Perasaan kami bercampur aduk antara sedih sekaligus senang karena bapak akan dirawat disana. Air mata pun mengalir tak tertahankan sambil menyaksikan kejadian tersebut.
Saat itu juga, kami bersyukur kepada Tuhan, karena ada satu RS yang bersedia menerima bapak untuk dirawat. Terbayar semua perasaan sedih dan kecewa karena penolakan yang dialami sebanyak 11 kali dari 10 RS berbeda sebelumnya.
Dalam doa syukur itu kami sampaikan juga harapan, bapak akan mendapatkan perawatan terbaik di RS Siloam Kelapa Dua. Kami percaya, Tuhanlah yang menunjukkan RS Silom Kelapa Dua sebagai tempat terbaik untuk perawatan bapak walaupun harus mengalami 11 kali penolakan.
Entah mengapa, setelah menyaksikan bapak dibawa dengan Ambulance ke RS Siloam Kelapa Dua, kami merasakan damai sejahtera. Keyakinan hati sangat kuat bahwa bapak akan sembuh disana dalam hari-hari ke depan.
Kurang lebih 2 bulan lamanya bapak dirawat di RS Siloam Kelapa Dua. Dalam dua bulan itu pula ada banyak kisah perjuangan bapak untuk sembuh yang mengurai banyak air mata.