Hasil test labor menyimpulkan ada peningkatan sel darah putih. Ini mengindikasikan adanya semacam virus atau bakteri yang mulai menyerang tubuh.
Karena kondisi fisik bapak masih sangat kuat saat itu, dokter pun menyarankan bapak pulang ke rumah untuk beristirahat. Beberapa obat-obatan diberikan untuk mengatasi keluhan yang dirasakan terutama soal demam yang dialami.
Namun berselang beberapa hari, suhu tubuh bapak tidak kunjung turun bahkan makin tinggi, selalu di atas 39 derajat celcius. Karena kondisi demam sudah berlangsung 4 hari, kami pun memutuskan jika hari kelima bapak tetap demam, bapak harus segera dibawa ke RS untuk test kemungkinan terinfeksi covid-19.
Memasuki hari kelima demam (28/03/2020), bapak dibawa ke salah satu RS swasta di Jakarta Timur dengan ditemani ibu (HR br Sianipar) dan sepupu kami. Setibanya di sana, dokter yang memeriksa bapak melakukan pemeriksaan thorax, dan kesimpulan yang diberikan adalah bronchopneumonia.
Kami pun meminta agar bapak dirawat inap di RS tersebut. Namun ternyata pihak RS menolak dengan alasan kemungkinan bapak terinfeksi virus corona dan karena RS tersebut bukan RS rujukan covid-19. Pihak RS lalu menyarankan kami membawa bapak ke RS rujukan untuk diperiksa lebih lanjut di sana.
Tanpa pikir panjang, saat itu juga bapak dibawa ke RS Darurat Wisma Atlet. Karena ibu sudah lansia, kami memintanya untuk pulang beristirahat dan bapak ditemani oleh sepupu berdua menuju Wisma Atlet.
Saat itu hari sudah mulai malam. Jam menunjukkan pukul 22.00 saat bapak tiba di lobby RS Darurat Wiswa Atlet.
Pemandangan di sana terlihat sangat mencekam. Ada banyak orang yang sedang menunggu giliran untuk diperiksa. Bersamaan kedatangan mereka, datang pula 1 bus berisi orang-orang dari kelompok tertentu yang diduga terpapar virus corona.
Kondisi bapak yang masih demam, sebenarnya membuat kami kuatir jika ia harus menunggu lama untuk diperiksa karena hanya duduk di kursi tunggu di ruangan yang relatif terbuka. Ditambah pula informasi dari sepupu soal panjangnya antrian pasien suspek yang butuh penanganan, membuat suasana hati makin tak menentu.
Namun kepalang tanggung sudah ada disana, tidak ada salahnya sedikit sabar menunggu agar dapat penanganan.
Bapak pun dibawa ke ruang pemeriksaan. Dari informasi yang diberikan sepupu yang mendampingi, bapak akan segera dilakukan rapid test.