"Ngapain kamu! Berani sama aku?" tanya Dio kepadaku, dengan mata melotot.
"Bukan berani atau nggak, Dio. Kamu harus piket. Itu sudah jadi aturan kelas."
"Halah! Aku di rumah nggak pernah bersih-bersih. Ngapain di sekolah repot begini sih? Menyebalkan!"Â
Dio langsung pergi ke luar kelas. Biasanya dia duduk di taman sambil makan bekal. Dia terbiasa makan sebelum bel masuk berbunyi. Namun, sampai bel masuk terdengar dan Bu Anis masuk kelas, Dio tak juga masuk kelas. Selama beberapa hari, Bu Anis memang menggantikan Bu Raya di kelas kami.
"Di mana Dio?" tanya Bu Anis. Beliau melihat tas Dio yang terbuka di atas kursi.
"Paling-paling sarapan di taman, Bu!" jawab Noval yang biasa duduk di belakang Dio.
"Sarapan?"
"Iya, Bu. Dia sering makan di sana."
"Baiklah. Bu Guru akan ke taman setelah Bu Guru jelaskan sedikit materi. Terus nanti kalian berdiskusi dengan kelompok masing-masing, ya!"
Bu Anis pun menjelaskan tentang sumber energi. Lalu beliau memberi tugas untuk berdiskusi tentang sumber energi, contoh serta manfaatnya.
Baru saja Bu Anis mau keluar kelas, tiba-tiba Pak Nasib, satpam sekolah, mengetuk pintu. Bu Anis pun segera membuka pintu kelas. Tampaklah Pak Nasib yang panik.