"Kakak berdua ini seperti Semar, tetanggaku," ucap Imut tiba-tiba.
Muti dan Mutmut yang mendengar perkataan Imut saling menatap.
"Semar?" tanya Muti kepada Imut.
Imut mengangguk. Lalu bercerita tentang Semar yang belum lama tinggal di dekat rumahnya.
"Semar itu baik banget. Tapi dia sedih. Katanya nggak bisa bertemu adik dan tetangga yang sering membantunya."
Muti menatap Mutmut.
"Apa menurutmu, Semar yang dimaksud Imut ini Semar yang kita cari?"
Mutmut menggelengkan kepala.Â
"Kita nggak bisa bilang kalau yang diceritakan Imut itu adalah Semar yang kita cari. Kecuali kita ke sana, Muti," ucap Mutmut.