Sejak melihat gumpalan awan hitam, warga hutan terus berdoa agar benar-benar turun hujan. Mereka sadar kalau Tuhan memang penentu segalanya. Tugas mereka adalah berdoa. Pasti Tuhan akan mengabulkan doa hamba-Nya.
Setelah hembusan angin yang sejuk terasa, rintik hujan mulai turun. Suara rintik hujan terdengar dari atap rumah. Daun-daun pada pohon mulai basah. Warga hutan sangat bahagia. Rintik hujan semakin deras. Andai saja hujan turun saat siang atau sore, pasti anak-anak akan bermain hujan-hujanan di tanah lapang. Karena hujan turun saat malam, mereka hanya melihat hujan dari dalam rumah.
"Ya Allah, jadikan hujan ini bermanfaat," doa mereka.
***
Pagi harinya, sinar matahari menerangi hutan. Terlihat tumbuhan segar. Tanah basah. Sungai dan sumur mulai terisi air.
"Alaaah, tadi malam hujan itu karena memang sudah masuk musim hujan. Bukan karena doa kalian," ucap Monyet yang sedang bergelantungan di pohon.
Lagi-lagi warga hutan hanya diam. Monyet ternyata tak juga sadar kalau ejekannya benar-benar membuat warga tak suka padanya.
"Lebih baik kita bersyukur. Nggak usah dengerin si Monyet, ya!" ucap Rusa, seolah mengingatkan agar warga sabar menghadapi Monyet itu.
"Kita sambil doakan Monyet, biar dia berubah," sambung Rusa.
____
Branjang, 19 Oktober 2024