"Mau saya antar pulang?" tanyaku, basa-basi kepadanya.
Dengan cepat perempuan ayu itu menggelengkan kepala, bersamaan sebuah mobil berhenti di seberang jalan. Seorang lelaki berdasi, usia lima puluhan, turun dari mobil itu.
"Oh, dijemput ayahmu ya? Kukira..."
"Bukan, Pak Dewa."
Aku menatap perempuan yang membuka payung lipat warna pink fanta. Kurasa tak mungkin dia dijemput om-om berduit. Namun aku agak terkejut, di belakang lelaki itu muncul juga seorang gadis, usianya kurang lebih sepantaran dengan perempuan cerdas yang kukenal supel itu.Â
"Mamah!" sapa gadis di samping lelaki paruh baya itu.
"Ya! Sebentar!"
Perempuan yang kukagumi diam-diam itu berlari kecil di tengah rintik hujan. Dia dipeluk gadis yang menyapanya Mamah, lalu menyalami tangan lelaki itu layaknya ke suami. Yang mengejutkan, lelaki itu mencium kedua pipi, kening dan bibirnya.
Sesaat aku terpaku dan menertawakan diriku sendiri.
____
Branjang, 16 Oktober 2024