Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diam-Diam

16 Oktober 2024   16:08 Diperbarui: 16 Oktober 2024   16:51 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu itu kok ngebet banget, pingin saya nikah. Kalau Rasyid mau nikah ya langsung dilaksanakan. Nggak usah nunggu saya, Bu."

"Ealah. Kamu ini dikasih nasehat malah gitu ucapanmu," ucap Ibu dengan sebal.

"Jangan sampai niat baik Rasyid sama Raya batal atau tertunda gara-gara saya. Ya, Bu!" bujukku.

Ibu membuang muka.

"Menikah itu lebih baik yang tua dulu, Wa."

Aku tertawa kecil. Sepertinya Ibu lupa kalau aku sudah menikah. Punya anak lagi.

"Iya, Bu. Saya sudah menikah. Artinya sekarang giliran Rasyid. Biar dia menyempurnakan ibadahnya. Jangan dihalangi, Bu."

"Tapi, Wa..."

"Rasyid sama Raya sudah sama-sama siap nikah. Mau disuruh nunggu juga?" tanyaku.

Ibu beranjak dari hadapanku dengan wajah bersungut.

"Gimana, Mas? Ibu masih berpendirian seperti kemarin?" Rasyid mendekatiku dan menanyakan perihal ucapan Ibu saat aku selesai mengobrol dengan beliau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun