"Aku itu seneng baca buku karena dibiasakan dari kecil," ucapnya.
"Makanya aku bisa koleksi buku banyak di rumah karena aku suka beli dan baca buku. Siapa tahu, nanti bisa seperti Bung Hatta yang bisa menginspirasi orang sepertimu," lanjutnya.
Aku terkejut, kenapa harus aku yang terinspirasi.
"Kok aku sih?"
"Iya, soalnya kamu itu males baca."
Aku diam. Memang kata-kata Hanan itu tidak sepenuhnya salah. Aku bukan mahasiswi yang cinta buku. Ke perpustakaan ya hanya karena ada tugas dari dosen. Kalau tak ada tugas, cuma dolan ke sana kemari, mengisi waktu.
"Perempuan itu yang rajin baca, biar kalau punya anak juga rajin," nasehat Hanan.
"Ya, Pak Hanan, siap!" sahutku.
Raut muka sebal kulihat jelas. Aku tertawa.
"Bundaku dulu selalu menyuruhku membaca. Aku boleh bermain layang-layang atau pinjam sepeda Ayah kalau sudah baca buku," ceritanya.
"Terus?"