"Ah, mana bisa! Kamu itu sudah mau ujian, lah aku masih nyusun proposal," sungutku.
Hanan tertawa dan menawarkan sebotol air mineral.Â
"Minum dulu. Biar lebih semangat mendebat aku," ucapnya enteng.
Sambil menunggu buku yang kubutuhkan ketemu, Hanan mengajakku bicara. Meski aku sambil lalu mendengarnya.
"Nanti aku bantu ngumpulin data buat skripsimu."
"Nggak usah! Kamu cuma bikin aku nggak tenang nyusun skripsi kalau bantuin," sahutku.
"Kamu ini, disemangati kok nggak mau," ujarnya, sambil berjalan ke arah petugas yang memanggil namanya.
Kulihat dia menerima sebuah buku tebal. Setelahnya, dia menghampiri dan menyerahkan buku itu padaku.
"Ini mau kamu baca terus dicatat atau difotokopi?" tanyanya.
"Aku masih capek. Istirahat dulu sajalah."
Buku yang diserahkan Hanan itu hanya kupangku.