Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Tak Bersyarat

26 Juli 2024   17:37 Diperbarui: 26 Juli 2024   17:42 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sering mencari kesempatan untuk bicara denganmu, karena teman kerja lain juga sering bicara denganmu. Dengan modal nekat, aku bersaing untuk mendapatkanmu.

Harapanku untuk dekat denganmu rupanya direstui oleh semesta. Keluargamu pun tak ambil pusing ketika tahu kalau aku dari keluarga yang tidak baik-baik saja. 

"Ibu sama Bapak cuma ingin menantunya itu mandiri dan bertanggung jawab," ujarmu waktu aku menceritakan kekhawatiran kalau tak bisa diterima oleh keluargamu.

***

Tengah malam ini, aku masih bersahabat dengan angin. Kupegang handphone. Sama sekali tak ada pesan atau telepon darimu. Apalagi video call. Jelas tak akan ada. Entahlah, mungkin saja kamu masih menangisi keadaanmu.

Hanya rokok yang menemaniku untuk mengusir udara dingin yang menusuk tulang, sekalipun jaket melekat di tubuhku.

"Rokoknya dikurangi to, Mas. Lebih baik uangnya buat kuliahmu," suaramu ketika menasehatiku terngiang di telinga.

Pasalnya, waktu itu kamu tanyakan padaku, dalam satu bulan harus mengeluarkan uang berapa untuk membeli rokok.

"Satu setengah. Bisa dua juga. Tergantung-lah, Dik."

Mulutmu ternganga sambil menatapku yang membuang puntung rokok sembarangan di pekarangan. 

"Uang segitu lebih baik dibakar langsung saja, Mas. Biar lihat, kira-kira merasa sayang nggak kalau uang segitu dibakar," ucapmu sambil berlalu dari mataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun