Peserta didik di tingkat kelas atas kemampuan berbahasa Indonesia akan semakin meningkat. Maka pembelajaran juga menyesuaikan kemampuan siswa tadi.
Lalu apa prinsip penggunaan bahasa daerah dalam proses pembelajaran di kelas awal?
Pertama, peserta didik belajar paling efektif dengan menggunakan bahasa yang dikuasainya.
Bahasa daerah memang sangat lekat dan dominan bagi anak-anak peralihan dari TK ke SD atau tingkat awal.
Kalau mereka menggunakan bahasa Indonesia, akan terkesan lucu karena perpaduan bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Tak apa, nanti seiring perkembangan para peserta didik akan mudah belajar dengan bahasa Indonesia.
Kedua, konsep baru dalam pelajaran akan mudah dipahami dalam bahasa yang paling dikuasai.
Ketika menjelaskan tentang sumber energi utama misalnya. Para peserta didik akan menjawab kalau sumber utamanya adalah matahari. Akan tetapi jika ditanyakan apa manfaat dari matahari dalam kehidupan sehari-hari, maka bisa saja para peserta didik menggunakan bahasa daerahnya.
Misalnya kalau di kelas saya, peserta didik akan menjawab "nggo mepe gabah, Bu!" (Untuk menjemur gabah, Bu!) atau jawaban lain, "untuk mepe baju sama sepatu" (untuk menjemur pakaian dan sepatu), dan masih banyak lagi penggunaan bahasa daerah untuk materi pelajaran lainnya.
Hal ini bukan masalah besar. Mereka tahu konsep matahari dan manfaatnya saja sudah bagus. Namun, sekali lagi ketika melakukan refleksi, guru menggunakan bahasa Indonesia meski sedikit.
Ketiga, keterampilan awal dan kepercayaan diri yang dikembangkan dalam bahasa daerah memiliki dampak positif secara psikologis dan landasan kognitif yang lebih kuat.Â