"Keluarga fokus dulu untuk pemulihan putranya. Nanti pasti dia akan membanggakan keluarga," sambungku.
Ibu itu tersenyum dan menghela napas panjang.Â
"Iya, Pak. Dia itu pingin jadi dokter hebat seperti Bapak. Semoga tercapai," ucap wanita itu sambil menunjuk ke arahku.
Aku terhenyak mendengarnya. Kurasa aku bukanlah dokter yang hebat. Kalau aku hebat, pasti takkan sampai ke poli yang sama dengan anak perempuan itu.
Aku menggelengkan kepala dan tersenyum kecut. Memalingkan wajahku dari Bu Anna.
"Yang lebih hebat itu teman SMA, yang jadi psikiater dan membantuku lepas dari psikosomatik," batinku.
___
Branjang, 17 Juni 2024
#