"Terima kasih, Bu. Menyempatkan datang ke sini," ucapku terbata-bata.
"Iya. Aku yang harus minta maaf sama kamu, Han. Seharusnya Simbok datang dari pagi. Tapi baru bisa sampai sini siang."
Aku menatap Bu Rinta. Terkejut dengan ucapan beliau.
"Simbok?"
Bu Rinta mengangguk. Lalu menunjuk ke arah dalam mobil. Kulihat Simbok dengan kebaya yang kuberikan sedang menidurkan Nona Maury.
***
"Simbok nggak bawa makanan enak dan lezat, Ndhuk."
Simbok mengeluarkan tas yang biasa dipakai untuk belanja ke pasar. Lalu ditunjukkan bakul dan kulupan. Juga ada tempe goreng dan sambal bawang.
"Atau kami traktir saja. Gimana, Han? Siapa tahu kamu pingin makanan spesial hari ini," tanya Bu Rinta.
Aku menggelengkan kepala.Â
"Saya memilih masakan Simbok saja, Bu. Apapun masakan Simbok pasti spesial buat saya."