Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menghadapi Kawanan Serigala yang Jahat

11 Mei 2024   13:25 Diperbarui: 11 Mei 2024   13:28 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ricky...Ricky!"

Suara keras si kelinci yang ramah dan penyayang terdengar di telinga Ricky. Ricky adalah kucing yang lucu tapi lincah. Sedangkan kelinci itu bernama Kiki. Entah kenapa, Kiki berteriak, menyebut nama Ricky.

Waktu itu Ricky sedang bermain dengan teman-teman lain di hutan, dekat sungai.

"Ada apa, Ki?" tanya Ricky ketika mereka sudah dalam satu tempat yang sama.

Napas Kiki terengah-engah karena berlari-lari.

"Lain kali itu nggak perlu berlari-lari, Ki. Kamu jadi capek kan?"

Kiki mengatur napasnya. Setelah tenang, barulah dia bercerita kepada Ricky.

"Tempat kita ini mulai nggak aman, Rik!"

"Nggak aman gimana? Kan kita bisa bermain dengan aman, tanpa gangguan orang jahat."

"Memang sekarang kita masih aman tapi ada Noki, serigala tua dari hutan sebelah yang mau gangguin kita."

Ricky menatap Kiki, seolah tak percaya dengan apa yang diucapkan sahabat baiknya itu.

"Kamu nggak bohong kan, Ki?"

Kiki menggelengkan kepala. Lalu mengajak Ricky berjalan. Ricky tak tahu, mereka akan ke mana. Dia hanya mengikuti Kiki yang sesekali berlari kecil, kadang melompat atau berjalan pelan.

"Kita mau ke mana sih, Ki?"

"Sudah. Ikuti aku saja, Rik!"

Ricky mengangguk dan terus mengikuti langkah Kiki. Hingga akhirnya mereka tiba di hutan yang berada di sebelah utara tempat tinggal mereka.

"Untuk apa kita ke sini?"

"Ssttt."

Kiki meletakkan telunjuknya di ujung hidungnya. 

"Bicaranya jangan keras-keras, Rik," bisik Kiki kepada Ricky.

"Kita ke sini mau ngapain?" tanya Ricky dengan suara berbisik.

"Lihatlah nanti, Rik. Sebentar lagi kamu bisa lihat sesuatu."

Meski penasaran, Ricky menuruti ucapan Kiki. Dengan sabar dia menunggu apa yang akan dilihatnya.

Tak lama kemudian, dia mendengar suara langkah kaki yang cukup keras. Dia belum pernah mendengar suara langkah kaki yang begitu keras sebelumnya.

Dari arah barat, terlihat banyak sekali kawanan serigala. Paling depan ada Noki, serigala tua yang terkenal sampai tempat tinggalnya. 

Kawanan serigala itu berhenti di lapangan yang cukup luas. Di sana mereka mengambil tombak atau kayu-kayu yang diletakkan di bawah pohon besar. Setelah itu, Noki memberikan aba-aba kepada para serigala untuk mengambil posisi berhadapan. 

Serigala pembawa tombak berdiri di sisi barat, sedangkan serigala pembawa kayu berdiri di sisi timur. 

"Kita siap berlatih. Ingat, kalian ini pasukan terlatih dan kuat. Kita bisa menguasai hutan sebelah selatan kita dengan mudah kalau kita tekun berlatih. Paham!" ucap Noki.

Ucapan Noki disambut serempak oleh kawanan serigala,"paham, Ketua!"

***

Setelah melihat kawanan serigala berlatih untuk menyerang hutan tempat tinggalnya dan teman-teman, Kiki dan Ricky merencanakan untuk melawan kedatangan serigala. Entah kapan kawanan serigala akan menyerbu hutan mereka. Tapi mereka bersiap-siap dan berjaga-jaga.

Tentu Kiki dan Ricky melaporkan keadaan yang dilihatnya kepada Pak Ketua mereka. Juga rencana yang sudah disusun. Oleh Pak Ketua, usul rencana untuk melawan kawanan serigala dilengkapi. 

Pak Ketua yang mengumpulkan warga lainnya. Dialah yang membicarakan tentang rencana untuk menghadapi kawanan serigala.

"Demi keamanan dan keselamatan kita bersama, kita harus saling bekerjasama dan kompak."

Akhirnya mereka bekerja bakti di setiap sudut hutan mereka. Ada yang membawa ranting pohon. Ada yang membawa daun-daun kering, akar yang panjang, rumput liar yang cukup tinggi.

Sedangkan warga yang tua dan dewasa membuat lubang yang cukup dalam. Juga membuat pos jaga di perbatasan hutan yang berhadapan dengan hutan kawanan serigala.

Pada pos itu disiapkan kaleng-kaleng bekas yang disambungkan dengan akar panjang. Sambungan akar tidak begitu terlihat. Itu adalah alat komunikasi mereka dengan pos ronda di beberapa tempat dekat pemukiman warga.

Selain itu akar juga digunakan untuk mengikat jaring-jaring atau kayu pada pohon tinggi.

"Kita tidak bisa melawan dengan senjata seperti senjata mereka, tapi kalau kita bersatu, dengan perangkap yang sudah kita siapkan pasti bisa mengusir serigala jahat itu," ucap Ricky.

Kiki yang mendengar ucapan sahabatnya itu mengangguk setuju. Apalagi di hutan mereka banyak anak yang masih sering bermain. Tidak mungkin diajak untuk berperang melawan serigala.

"Semoga tempat kita akan ya, Rik!"

"Aamiin."

Karena di beberapa sudut hutan sudah dipasangi jebakan untuk kawanan serigala, maka anak-anak bermain hanya di sekitar rumah mereka. Diawasi orang tua masing-masing.

***

Seminggu kemudian, terdengarlah suara derap langkah dari arah hutan sebelah utara. Penjaga pos di perbatasan mengabarkan hal itu kepada penjaga pos di dekat pemukiman.

Dengan cepat, warga bergerak sesuai pembagian tugas. Ada yang bertugas mengamankan anak-anak. Ada yang bertugas menjaga jebakan dari balik pohon atau atas pohon.

Begitu kawanan serigala sampai hutan tempat Ricky dan Kiki, mereka langsung mengamuk. Mereka tidak sadar bahwa banyak jebakan yang sudah dipasang.

Banyak di antara mereka terjebak dalam jebakan-jebakan itu. Melihat kenyataan itu, Noki marah dan memimpin serigala yang tersisa untuk masuk ke pemukiman warga. 

Namun, sekali lagi mereka berhadapan dengan jebakan yang dipasang di rumah-rumah warga. Ada warga yang rela membakar rumahnya agar serigala yang masuk tidak bisa apa-apa di rumah mereka. 

Suara gaduh di pemukiman warga sangat mengganggu. Hingga banyak serigala yang mati. Dari warga asli hutan juga ada yang terluka karena lemparan tombak dari serigala yang marah.

***

Suasana hutan yang semula rapi, kini terlihat hancur. Namun warga tetangga Ricky dan Kiki patut bersyukur karena bisa selamat dari gangguan kawanan serigala. 

"Rumah kita yang hancur bisa dibangun lagi bersama-sama. Yang penting kita semua selamat dan sehat," ucap Pak Ketua kepada warga.

"Jangan lupa, kita berterima kasih kepada Kiki dan Ricky yang sudah melaporkan kalau di hutan kita akan diganggu kawanan serigala."

___

Branjang, 11 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun