Setelah selesai, saya bagikan amplop kepada anak didik dan meminta mereka untuk memasukkan surat ke dalam amplop. Kemudian saya bagikan perangko dengan nominal Rp 3.000,00.Â
Sebelumnya saya tanyakan dulu kepada Pak Pos, apakah perangko tersebut bisa untuk mengirim surat dalam satu wilayah kecamatan atau kapanewon. Kapanewon adalah sebutan tingkat pemerintahan setingkat dengan kecamatan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk menempelkan perangko tadi, saya tetap berikan petunjuk, di mana harus ditempel dan berpesan agar posisinya tidak keliru. Langkah berikutnya adalah menulis alamat tujuan dan alamat pengirim surat.Â
Baru yang terakhir, surat yang sudah dimasukkan dalam amplop, ditempeli perangko dan ditulisi alamat, dibawa ke kantor pos untuk dikirimkan sesuai alamat tujuan.
Ketika mengajari anak didik untuk mempraktikkan kegiatan tersebut jangan dikira bisa berjalan cepat dan lancar. Maklum untuk anak didik SD tingkat bawah atau Fase B, menulisnya ada yang lancar, ada yang lambat. Demi memberikan pengalaman baru bagi anak didik, ya harus sabar.
Ketika selesai semua proses, tidak semua anak didik menulis sesuai petunjuk. Alamat tujuan seharusnya ditulis di bawah perangko, tetapi ditulis di sampingnya. Hanya beberapa anak didik yang menulisnya sesuai petunjuk.
Saya sampaikan kepada mereka, agar lain kali ketika menulis alamat tujuan tidak sejajar dengan perangko. Pesan juga saya sampaikan agar ketika nanti ditanya bagaimana cara mengirim pesan lewat surat, mereka bisa menjawab sesuai pengalaman.Â
Dengan belajar seperti itu, mereka belajar menulis sekaligus bersosial tanpa gadget.