"Aduh... Leta. Kamu paksa makan ya! maag-mu itu sering kambuh."
"Aku bingung mau makan apa, Ndin!"
***
Sore hari, Mas Abian sudah pulang. Dia melihatku tiduran di sofa.
"Dik, nanti kita makan di luar ya!" ucapnya sambil mengecup keningku.
"Makan apa, Mas. Aku nggak enak makan."
"Tapi kamu kelihatan lemes gitu. Terus tadi Andin telpon kalau kamu cuma ngisi perut dengan kuah bakso."
Mas Abian menggenggam tanganku. Dia terkejut saat mendapati tanganku dingin.
"Astaghfirullah. Tanganmu dingin, Dik."
Dengan setengah memaksa, Mas Abian menyuapiku bubur gurih.Â
"Buat ngganjal perutmu. Terus nanti kita makan di luar," putusnya.