Terbukti dari contoh tersebut, para peserta didik akhirnya mampu menuliskan pengalamannya sendiri-sendiri. Tentu saja kemampuan menulis tak sama. Namun kesemuanya tetap saya apresiasi.
Tulisan karya peserta didik tadi saya kumpulkan dan bukukan. Alhamdulillah, kumpulan karya siswa dalam bentuk buku tersebut bisa ditampilkan dalam Gelar Karya Tutup Tahun di sekolah.
Dengan mengajak peserta didik belajar menulis pengalaman dan dalam perkembangannya juga menulis cerita dongeng lalu membukukannya, sampai sekarang mereka tetap bisa mengembangkannya di tingkat atau kelas berikutnya.
Contoh lainnya adalah membuat majalah dinding yang dipasang di kelas. Tema yang diambil misalnya tentang jenis benda dan manfaatnya. Tentu tema lain juga bisa dibuat, sesuai dengan event-event tertentu, seperti Hari Pahlawan, Hari Guru, Hari Ibu, Hari Pendidikan dan sebagainya.
Itu contoh pemanfaatan teks non-fiksi yang saya terapkan. Tentu masih banyak lagi seperti mengajak peserta didik melakukan pengamatan dan sebagainya.
Sedangkan pemanfaatan teks fiksi, sudah barang tentu saya menggunakan buku cerita bermutu yang bisa mengarahkan pada materi yang akan disampaikan.
Dari kegiatan ini, sebenarnya pemanfaatan teks fiksi merupakan kegiatan awal pembelajaran yang cukup menarik bagi peserta didik. Mereka akan masuk ke materi pelajaran secara perlahan, sehingga mereka akan mudah dalam memahami materi pelajaran.
Pemanfaatan teks untuk pembelajaran efektif untuk meningkatkan literasi para peserta didik. Jadi, guru harus kreatif dan menjadi model yang baik bagi peserta didik dalam hal literasi.
___