Sudah menjadi rahasia umum bahwa tingkat literasi peserta didik di Indonesia masih rendah. Hingga capaian rapor pendidikan sekolah masih ada yang kuning, bahkan merah.
Ketika rapor sekolah kurang, maka untuk memperkuat literasi peserta didik, salah satu caranya adalah dengan membiasakan mereka agar dekat dengan beragam teks. Teks itu sendiri bisa berupa teks fiksi maupun non-fiksi.
Kedua jenis teks ini akan memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk lebih mengembangkan kemampuan berpikir mereka agar lebih kritis. Selain itu memungkinkan peserta didik bisa memasuki dunia imajinatif dan kreatif.
Teks-teks tadi tak hanya bisa dimanfaatkan dalam pelajaran bahasa. Mata pelajaran lain pun bisa memanfaatkan teks fiksi maupun non-fiksi.
Ada banyak pengalaman dari para guru dalam memanfaatkan teks fiksi maupun non-fiksi. Misalnya pengalaman dari Guru Seni Musik, Bu Fitria, yang mengajarkan siswa dalam menyanyikan lagu "Mengheningkan Cipta".Â
Pengalaman itu diceritakan beliau saat menjadi pemateri webinar yang diselenggarakan Platform Merdeka Mengajar hari Rabu, 15 November 2023.
Pada awal pembelajaran, ternyata para peserta didik menyanyi asal bunyi, penghayatan nyaris tak ada dan sikap dalam menyanyi juga kurang baik. Dari sikap berdiri asal tadi akan memengaruhi produksi suara.
Kemudian pada pertemuan berikutnya, Bu Fitria mengajak para peserta didik untuk read aloud. Read aloud di sini sudah pasti berbeda dengan membaca nyaring yang biasa diberikan dalam mata pelajaran bahasa di kelas bawah SD.Â
Read aloud yang dilakukan oleh Bu Fitria tadi adalah membedah syair pada lagu "Mengheningkan Cipta". Semua syair ditanyakan maksudnya dan dibahas bersama-sama. Alhasil, setelah para peserta didik mengetahui makna dari setiap kata atau syair dalam lagu tersebut, ternyata sikap dan cara menyanyikan lagu menjadi lebih baik.