Bu Fitria tadi merasa bersyukur karena manfaat read aloud luar biasa. Pengalaman ini tentu sangat menginspirasi bagi semua guru untuk kreatif mengajak peserta didik memahami segala bacaan.Â
Jika membaca atau literasi melalui read aloud saja membawa manfaat luar biasa bagi pembelajaran Seni Musik, apalagi pada mata pelajaran lainnya.
Hal yang dicontohkan oleh Bu Fitria merupakan pemanfaatan teks non-fiksi karena yang dipelajari adalah syair lagu wajib nasional. Lalu bagaimana dengan pemanfaatan teks fiksi dalam upaya peningkatan kualitas literasi peserta didik?
Karya atau teks fiksi merupakan salah satu karya yang biasanya berisi tokoh dengan segala kejadian atau peristiwa yang bisa diambil hikmah atau nilai moralnya.Â
Teks fiksi ini dapat dimanfaatkan untuk pembentukan karakter peserta didik sehingga mereka bisa menentukan hal baik dan buruk. Kemudian memilih atau menentukan sikap yang harus diambil.
Pemilihan teks fiksi untuk literasi peserta didik tentu selain ada nilai moral, juga harus disesuaikan dengan fase atau usia siswa. Guru harus jeli dalam memilih dan memilahnya. Guru harus ingat bahwa fokus pemanfaatan teks fiksi adalah untuk memudahkan proses pembelajaran di kelas.
Teks fiksi bisa dipergunakan dari jenjang PAUD-TK, SD/MI/sederajat sampai SMA/SMK/sederajat. Dengan bahasan yang berbeda, sesuai tingkatan akademisnya.
Pengalaman Pribadi dalam Memanfaatkan Teks Fiksi dan Non-Fiksi
Upaya meningkatkan kualitas literasi tentu dilakukan oleh semua guru di Indonesia. Dengan berbagai cara, sesuai kemampuan guru, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat di mana tempat peserta didik tinggal.
Pengalaman saya, para peserta didik saya ajak menuliskan pengalaman saat memiliki hewan atau binatang kesayangan. Lalu saya tuliskan contohnya, dalam hal ini tulisan asli karya saya. Bukan saya ambil dari internet atau buku-buku lainnya.