Telah lama pemimpin di Hutan Asri, Singa, sakit-sakitan. Dia ingin melepas jabatannya sebagai Pimpinan Hutan. Dia merasa sangat lelah dan merasa sudah waktunya beristirahat. Dia tidak bisa mengambil keputusan dengan segera ketika ada masalah karena sakitnya.
"Lebih baik di Hutan Asri ini diadakan pemilihan Pimpinan Hutan," ucap Singa itu kepada penasehatnya.
"Apa tidak lebih baik Pimpinan Hutan ditunjuk dari anak Tuan saja?" tanya penasehat itu.
"Hutan Asri ini bukan kerajaan wahai, Penasehat. Jadi lebih baik diadakan pemilihan saja," ucap Singa sambil mengingat siapa saja warga yang bisa mencalonkan atau dicalonkan sebagai Pimpinan Hutan.
"Tapi, Tuan..."
"Apa kau tak ingat, Penasehat? Aku menjadi pimpinan di Hutan Asri ini juga karena ada pemilihan pimpinan," Singa mengingatkan penasehatnya itu.
Lagipula Singa merasa kalau anaknya kurang mampu jika menjadi pemimpin di Hutan Asri. Anaknya kurang senang berorganisasi. Dia lebih senang menjadi pewarta berita.Â
Singa yakin, kalau anaknya menjadi pimpinan maka akan sulit mengatasi permasalahan yang muncul nantinya.
"Lalu bagaimana langkah yang akan kita tempuh, Tuan?"
"Coba kamu baca aturan pengajuan calon pimpinan. Lalu kita buat pengumuman untuk pendaftaran calon pimpinan Hutan Asri."