Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan Penyu Hijau

28 Oktober 2023   09:45 Diperbarui: 28 Oktober 2023   09:53 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pngdownload.id

Penyu Hijau tiba kembali ke pulau indah yang ditinggali beragam binatang seperti monyet, komodo dan sebagainya. Mereka yang mengetahui kedatangan Penyu Hijau saling memandang. Mereka sangat heran.

"Bukannya Hijau baru beberapa hari lalu ke sini untuk menyimpan telur-telurnya?" tanya Komodo. Hijau adalah sapaan untuk Penyu Hijau.

"Iya. Padahal kalau teman-teman Hijau menyimpan telur juga tak akan pernah kembali ke telur-telurnya," ucap Monyet.

Sementara Burung Camar terbang di langit. Sesekali burung-burung itu menangkap ikan di laut jika terlihat. Dengan begitu burung-burung tidak kelaparan.

Burung Camar melihat teman-temannya dari atas. Teman-temannya didatangi Hijau. 

"Ada apa ya? Kok Hijau kembali lagi ke pulau ini," batin Burung Camar.

Teman-teman Burung Camar juga semakin heran dengan kedatangan si Hijau itu. Apalagi Hijau mendekati mereka dengan wajah cemas.

"Hai, Hijau! Kenapa kau kembali lagi?" tanya Komodo.

"Apa kau mau bertelur lagi?" tanya Monyet.

Hijau yang sudah berada di dekat mereka dan ikut berteduh di bawah pohon kelapa terlihat lelah.

"Aku ke sini mau menyampaikan pesan ke kalian," ucap Hijau terengah.

"Pesan apa, Hijau?"

Hijau lalu bercerita kalau saat mencari tanaman laut untuk dimakannya, dia mendengar kabar kalau akan ada banjir rob.

"Banjir rob?" hewan-hewan yang biasa tinggal di pulau itu belum paham, apa itu banjir rob.

"Banjir rob itu banjir karena air laut pasang dan sampai ke daratan, teman-teman. Makanya kalian hati-hati. Tinggallah di tempat yang jauh dari pantai ini."

Ular yang baru saja sampai di tempat mereka bercakap-cakap tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha... Di sini tidak pernah terjadi seperti itu, Hijau! Kalau ombak sampai di sini juga nggak sampai merusak tempat kami," ucap Ular.

"Jadi, kamu jangan membuat kabar aneh-aneh. Tempat kami aman!" tambah Ular.

"Tapi, Ular. Perhatikan angin dan ombak yang terjadi beberapa hari terakhir ini," ucap Hijau.

Mereka lalu memerhatikan laut lepas dari tempat mereka beristirahat. Ombak tinggi bergulung-gulung sampai darat. Hanya saja air yang sampai daratan memang menjangkau daratan yang lebih luas.

"Lihatlah. Ombak menjangkau sampai ke daratan yang lebih luas kan?" tanya Hijau.

"Iya sih, Hijau. Angin juga kencang," ucap Komodo.

"Kejadian seperti itu masih akan lebih parah beberapa hari nanti. Makanya kalian kalau bermain tolong yang jauh dari pantai ya. Kumohon!" 

"Lalu kami harus main di mana, Hijau? Tempat ini sangat nyaman untuk kami bermain," kata Monyet.

Penyu Hijau mengamati sekitar pulau. Dan di sisi barat pantai terlihat dataran yang lebih tinggi.

"Coba kalian ke sana!" ucap Hijau sambil menunjuk daerah yang dimaksud.

Setelah Hijau menyampaikan maksudnya, dia segera menuju ke laut lagi. Dia tak bisa berlama-lama di daratan. 

Biasanya memang Hijau dan teman-temannya ke daratan sampai kembali lagi ke laut hanya dalam waktu tiga jam. Waktu tiga jam itu sudah digunakan untuk mengeduk pasir, bertelur dan menimbun telur-telurnya.

Sekali bertelur, Penyu Hijau bisa mengeluarkan sampai ratusan telur. Namun ketika telur itu menetas, tidak semua anak Penyu Hijau bisa sampai ke laut. Itu karena anak-anak penyu menjadi sasaran atau diburu oleh burung dan hewan lainnya saat berjalan menuju pantai.

***

Begitu Penyu Hijau sampai pantai dan berenang di laut lepas, beberapa hewan berjalan menuju dataran yang lebih tinggi. Sesuai nasehat dari Penyu Hijau.

Ular menertawakan mereka.

"Hahahah, untuk apa kalian ke sana? Lebih enak di sini. Hijau kok didengerin," ejek Ular.

"Dia tuh hidupnya di dalam air laut, mana tahu keadaan di permukaan air?" tanya Ular sedikit mempengaruhi teman-temannya.

Beberapa hewan yang tadinya mau berangkat ke dataran yang lebih tinggi, membenarkan ucapan Ular. Ayam hutan, siput, mengikuti ucapan Ular. Sementara yang lain segera menuju ke dataran yang dimaksud Hijau. 

Ternyata di dataran yang tinggi tadi, udaranya lebih sejuk. Pemandangan sangat indah. Tempat bermain juga cukup luas. Dekat sungai juga. Jadi mereka bisa langsung ke sungai jika mau minum.

Mereka menikmati hari-hari di tempat baru. Mereka cukup betah di sana. Hingga suatu hari, cuaca sangat tak bersahabat. Angin bertiup kencang, ombak terlihat pasang dari atas.

"Ya Allah, bagaimana keadaan teman-teman di sana ya?" tanya Komodo.

"Semoga mereka menyadari bahaya yang mengancam mereka dan segera kemari," sahut Monyet.

Dan benar, ombak tinggi menghantam ke daratan. Pohon kelapa di sekitar terkena ombak. Beberapa tempat tampak tergenang air laut yang masuk daratan.

Burung Camar akhirnya memutuskan untuk melihat teman-teman yang tidak mau ikut ke dataran tinggi. Dia melihat Ayam Hutan tampak basah kuyup. Dia kedinginan di bawah pohon kelapa yang letaknya tak jauh dari dataran tinggi. Mungkin dia tadinya mau menyelamatkan diri dari banjir rob. Burung Camar melihat sekeliling Ayam Hutan tergenang air yang cukup dalam. 

Ayam Hutan melihat ke atas dan melambaikan tangan ke arah Burung Camar. Burung Camar pun mendekatinya.

"Bagaimana keadaanmu, teman?" tanya Burung Camar.

"Alhamdulillah aku selamat, tapi sekarang aku tak bisa ke mana-mana. Padahal aku lapar," ucap Ayam Hutan mengeluh.

"Kamu tunggu di sini ya! Aku carikan makanan untukmu!"

____

Branjang, 25-27 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun