"Hahahah, untuk apa kalian ke sana? Lebih enak di sini. Hijau kok didengerin," ejek Ular.
"Dia tuh hidupnya di dalam air laut, mana tahu keadaan di permukaan air?" tanya Ular sedikit mempengaruhi teman-temannya.
Beberapa hewan yang tadinya mau berangkat ke dataran yang lebih tinggi, membenarkan ucapan Ular. Ayam hutan, siput, mengikuti ucapan Ular. Sementara yang lain segera menuju ke dataran yang dimaksud Hijau.Â
Ternyata di dataran yang tinggi tadi, udaranya lebih sejuk. Pemandangan sangat indah. Tempat bermain juga cukup luas. Dekat sungai juga. Jadi mereka bisa langsung ke sungai jika mau minum.
Mereka menikmati hari-hari di tempat baru. Mereka cukup betah di sana. Hingga suatu hari, cuaca sangat tak bersahabat. Angin bertiup kencang, ombak terlihat pasang dari atas.
"Ya Allah, bagaimana keadaan teman-teman di sana ya?" tanya Komodo.
"Semoga mereka menyadari bahaya yang mengancam mereka dan segera kemari," sahut Monyet.
Dan benar, ombak tinggi menghantam ke daratan. Pohon kelapa di sekitar terkena ombak. Beberapa tempat tampak tergenang air laut yang masuk daratan.
Burung Camar akhirnya memutuskan untuk melihat teman-teman yang tidak mau ikut ke dataran tinggi. Dia melihat Ayam Hutan tampak basah kuyup. Dia kedinginan di bawah pohon kelapa yang letaknya tak jauh dari dataran tinggi. Mungkin dia tadinya mau menyelamatkan diri dari banjir rob. Burung Camar melihat sekeliling Ayam Hutan tergenang air yang cukup dalam.Â
Ayam Hutan melihat ke atas dan melambaikan tangan ke arah Burung Camar. Burung Camar pun mendekatinya.
"Bagaimana keadaanmu, teman?" tanya Burung Camar.