Saat menyiramiku dia sering mengajakku mengobrol, "Cepat berbunga ya, Taby! Aku nggak sabar mau lihat bunga yang indah seperti bunganya Om Beni."
Aku mengangguk. Dia terlihat senang sekali. Kami jadi sering mengobrol. Aku sendiri juga sangat senang, karena aku dirawat dengan baik, seperti Pak Beni saat merawatku dulu.
***
Hari-hari cepat berlalu. Tak terasa aku sudah lama ditanam dan dirawat di halaman rumah Pak Ari. Aku semakin besar dan tinggi.Â
Dari batang kecilku bermunculan bakal kuncup yang cukup banyak.
"Wah, tak lama lagi kamu sudah berbunga, Taby. Aku senang sekali!" ucap Ria.
Dia berlari ke dalam rumah. Tak lama kemudian dia keluar bersama Pak Ari.
"Lihat, Yah! Taby sudah mau berbunga," Ria menunjuk bakal kuncup di batang kecilku.
"Alhamdulillah. Kamu merawatnya dengan baik, Ria. Jadi Taby-nya bisa berbunga."
Beberapa hari kemudian, bakal kuncup akhirnya bermekaran. Aku merasa semakin indah dan cantik karenanya.
Namun tak kusangka, ternyata Ria sangat kecewa.