Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ingin Bisa Terbang

26 Agustus 2023   05:24 Diperbarui: 26 Agustus 2023   05:32 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: blog.pengajartekno.com

"Ibu, aku ingin bisa terbang seperti burung," Meri mengatakan keinginannya kepada Ibu Bebek yang baik hati.

"Kenapa kamu ingin terbang, Meri?" tanya Ibu Bebek.

"Aku iri dengan Piyik," Meri menjawab singkat pertanyaan Ibu Bebek.

Ibu Bebek geleng-geleng kepala. Meri, anaknya sudah seringkali dinasehati untuk bersyukur. Tetap saja Meri iri kepada temannya si Piyik, anak Burung.

"Lha Meri cerita kalau dia dan Ibunya bisa terbang dan di langit bisa melihat keindahan alam dari atas. Aku ingin melihatnya, Buuuu." 

Meri merengek kepada Ibu Bebek.

"Kita itu nggak bisa terbang kaya Piyik dan Bu Burung, Meri."

"Tapi kita kan juga punya sayap, Bu. Kenapa nggak bisa terbang. Kan sama-sama punya sayap," Meri protes kepada Ibu.

"Meri sayang. Tidak semua makhluk yang bersayap itu bisa terbang di langit. Coba lihat Kuthuk sama Ibu Ayam, Minthi sama Bu Entog. Kan sama seperti kita."

"Uuuuhhh... Ibu selalu membandingkan aku dengan Kuthuk sama Minthi! Mereka itu nggak seru, Bu! Yang diceritakan hampir sama yang kita alami setiap hari. Aku ingin yang berbeda!"

**

Karena keinginannya itu, Meri lebih suka bersahabat dengan Piyik. Meri berharap Piyik dan Bu Burung mau mengajarinya terbang ke awan.

Dia tak mau bersahabat dengan Kuthuk dan Minthi. Padahal dulunya mereka sering bermain bersama. Mencari makan, berlarian di pematang sawah dan bercanda bersama.

Setiap kali Kuthuk dan Minthi mengajaknya bermain, Meri selalu marah. Ibu Bebek selalu mengingatkan Meri agar ramah dengan kedua temannya itu. Meri tak mempedulikannya.

Meri berjalan cepat menuju rumah Piyik. Dia merasa senang dengan Piyik. Cerita-cerita Piyik benar-benar membuatnya ingin seperti Piyik.

"Piyik, ajari aku terbang ya!"

Piyik kaget mendengar permintaan temannya itu. Begitu juga dengan Bu Burung.

"Meri, kamu memang tidak bisa terbang. Jangan memaksakan diri ya! Kalau kamu paksakan diri, kamu bisa celaka," nasehat Bu Burung.

"Bu Burung, aku ingin melihat keindahan alam dari awan seperti kalian. Apa salah?"

Bu Burung tersenyum.

"Allah menciptakan makhluk hidup itu bermacam-macam, Meri. Ada yang bisa terbang, ada yang nggak. Yang penting sehat dan bisa makan untuk bertahan hidup."

"Iya, Meri. Kamu nggak tahu kan, kalau kami terbang, kami lelah. Apalagi kalau cuaca panas. Padahal perut lapar. Rasanya mau pingsan," Piyik meyakinkan Meri.

"Kamu dan Ibumu lebih enak. Bisa mencari makan di tanah. Bisa berenang juga. Sedangkan kami nggak bisa berenang. Tapi kami nggak memaksakan diri untuk berenang. Soalnya kami bisa mati kalau nekad berenang," jelas Bu Burung panjang lebar.

"Iya. Pas aku melihatmu berenang, aku nggak kepingin bisa berenang juga lho, Meri," ucap Piyik.

"Kalian ini, bilang saja kalau nggak mau ngajari aku!" Meri berteriak marah dan berjalan cepat ke tempat yang tinggi. 

Meri terengah-engah sampai tempat yang dimaksud. Pemandangan di sekitarnya sangat indah. Banyak pepohonan, udara segar. Dia membayangkan pemandangan dari langit, pasti lebih indah.

"Aku pasti bisa terbang," batin Meri.

Lama Meri berpikir, apa yang akan dilakukannya di tempat itu. Meri tiba-tiba teringat kalau Pak Ayam Jago atau Bu Babon yang bisa turun dari pagar rumah pemiliknya.

"Aku akan meniru mereka," ucapnya yakin.

Meri mengepakkan sayapnya. Dipejamkan matanya sejenak. Lalu dia mempraktekkan Pak Ayam Jago dan Bu Babon. Mulai dari ancang-ancang hingga mencoba terbang. 

Pada awalnya dia bisa menopang tubuh saat mencoba terbang. Namun, itu hanya sebentar. Lama-kelamaan sayapnya lelah. Keseimbangan tubuhnya tidak kuat. Akhirnya, dia terjatuh dari ketinggian. 

"Aaaaa... tolong akuuuu! Aku jatuh! Sakit! Huhuhuuuu," teriaknya.

***

"Alhamdulillah kamu sudah sadar, Meri!" ucap Ibu Bebek.

"Ibu, badan dan kakiku sakit," cerita Meri kepada Ibu Bebek.

"Tak apa, Meri. Nanti Ibu bawa kamu ke dokter ya. InsyaAllah kamu akan segera sembuh."

Di samping Ibu Bebek, ada Piyik dan Bu Burung. Rupanya mereka yang menemukan Meri di tempat itu. Mereka menemukan Meri saat mau mencari makanan.

"Kami melihatmu dari atas. Kamu seperti tidur. Tapi Ibu bilang kalau ada darah di kakimu. Jadi, kami turun dulu," cerita Piyik, sahabatnya.

"Benar, Meri. Lalu Piyik menunggumu di sini dan Bu Burung mencari Ibu," ucap Ibu Bebek.

"Berterima kasihlah kepada Piyik dan Bu Burung, Meri! Kalau tak ditemukan mereka, pasti kamu sulit ditemukan dan bisa jadi incaran Burung Elang," nasehat Ibu Bebek.

"Lain kali kamu hati-hati ya, Meri!" ucap Piyik.

Meri hanya mengangguk. Dalam hatinya dia berjanji akan mematuhi nasehat ibu. Dia tidak akan berlatih terbang lagi. Dia tak mau celaka lagi.

"Kami pamit dulu ya, Bu Bebek-Meri!"

"Iya," jawab Meri dan Bu Bebek bersamaan.

"Terima kasih ya, Piyik. Terima kasih, Bu Burung!" ucap Meri.

Piyik dan Bu Burung mengangguk sambil tersenyum. Mereka mengepakkan sayapnya dengan ringan.

Branjang, 26 Agustus 2023

Catatan:

Meri= anak bebek

Piyik= anak burung

Minthi= anak entog 

Kuthuk= anak ayam

Babon= ayam betina dewasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun