Kembali kamu cerita panjang lebar. Tentang Ra-mu itu.Â
Intinya kalian memang dekat. Namun kedekatan kalian tak mendapatkan restu dari orangtua Tiara.
"Ya kamu usahalah, Ndro! Prajurit nggak boleh nglokro!"Â
"Nggak segampang itu, tahu!"
Kamu mengacak jilbabku. Aku terkejut. Begitupun kamu. Kutepis tanganmu. Kudengar helaan napasmu.
"Dia mau nikah, Ra. Aku tinggal nunggu undangan saja."
"Ooo..." Aku manggut-manggut. Tak tahu harus mengomentari bagaimana.
"Nah, aku minta solusi dong, Ra!"
"Solusi apaan?"
"Kamu mau kan menemaniku ke pernikahan Tiara?"
Aku membelalakkan mata. Tak percaya kalau kamu mengajakku demi menghadiri pernikahan Tiara nanti.