"Tiara itu teman yang lumayan dekat dengan Indro, Nara!" Cerita Udin menghenyakkanku. Itu cerita Udin dulu, saat aku memberondongkan ocehan alias protes karena nomor kontakku bisa sampai di tanganmu.
Jadi, kupikir kamu dulu keliru dalam mengirimkan chat. Nama panggilanku dan Tiara itu sama. Ra. Hufttt. Tapi sebenarnya kenapa kamu mengajakku bertemu? Tujuanmu apa sebenarnya?
**
Kini nama itu kudengar langsung darimu.Â
"Kok kamu ke sini nggak bareng dia, Ndro?" Selidikku dengan suara pelan.
Kamu tertawa. Lalu kamu gelengkan kepalamu.
"Emang kenapa, Ra?"
"Boleh dong aku kenal sama perempuanmu," kembali aku menguasai hati. Suaraku kembali ceria. Kukira berteman denganmu itu adalah sebuah keputusan yang lebih baik dan tepat untuk kita.
"Tentu bolehlah, Ra! Makanya aku temui kamu!"Â
Aku heran dengan ucapanmu baru saja. Apa hubungannya aku dan Tiaramu? Apa aku akan diajak untuk menemui perempuanmu untuk membantumu ungkapkan keinginanmu untuk menikahinya?Â
"Begini..."