Ya, aku akhirnya lulus. Wisuda dihadiri kedua orangtuaku. Senyum merekah dari wajah yang mengeriput itu, membuatku sangat berharga di mata mereka.Â
Tapi aku merasa tak berharga di hadapanmu, apalagi di hatimu. Kamu tak kuundang. Siapalah aku ini.Â
Sudahlah. Aku harus mulai berpikir logis. Kebahagiaan orangtuaku akan kusempurnakan dengan bekerja sebaik mungkin.Â
Aku bekerja di sebuah sekolah swasta. Tak jauh dari rumah. Dengan gaji yang tak seberapa, aku tak peduli. Aku hanya paham kalau kesuksesan itu berproses. Yang penting, aku harus ulet.
***
"Di, ini putriku. Kamu kenal kan?" Tanya Kepala Sekolahku saat aku berkunjung untuk wawancara keperluan PPGku.
Kamu berjalan ke arah kami berbincang. Teh hangat kamu bawa dengan baki pink di tanganmu.
Lidahku kelu. Tak bisa menjawab pertanyaan yang jawabannya sangat mudah.Â
"Dia mengaku kenal kamu pas aku cerita tentang guru muda di sekolah. Hahaha," ujar beliau, Kepala Sekolahku, seolah paham perasaanku.
Ah ternyata dunia itu sempit. Di rumah Kepala Sekolahku, aku menemukanmu tersipu malu.Â
***