Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu, Ibu, dan Anak

22 Desember 2020   11:35 Diperbarui: 22 Desember 2020   11:38 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kado dan ucapan dari buah hati di Hari Ibu. Dokpri

***

Ibu akan selalu menjadi sosok istimewa bagi anak. Tak hanya anak kecil. Saya sebagai seorang anak pun menilai bahwa ibu adalah sosok istimewa dan luar biasa.

Dahulu, saat belum menjadi ibu, saya tak pernah membayangkan kesusahan dan kebahagiaan di hati ibu. Saya hanya menjadi anak yang ingin ini-itu, tanpa memikirkan apakah hal itu akan membuat ibu sedih ataukah bahagia.

Seiring berjalannya waktu, saya berusaha menjadi anak yang tak menyusahkan ibu. Meski sebenarnya masih saja hati ibu merasa sakit karena ulah saya.

Setelah hamil anak pertama saya mulai merasakan diri menjadi perempuan yang nyaris sempurna. Apalagi ketika anak terlahir secara normal, air mata membasahi pipi. Saya merasakan yang dirasakan ibu dahulu saat melahirkan saya dan saudara-saudara.

Berjuang dan mempertaruhkan nyawa untuk lahirnya buah hati sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa. Tak bisa digambarkan dan diungkapkan dengan kata-kata.

Begitu juga saat merawat dan membesarkan anak-anak. Saat itulah di mata saya selalu terbayang bagaimana perilaku saya dan bagaimana suasana hati ibu.

Sungguh berat menjadi seorang ibu. Di pundaknya dia menjadi guru utama anak ketika di rumah. Mengajarkan hidup yang hidup. Artinya ibu menjadi guru bagi anak agar anak memiliki bekal yang cukup untuk bersosial.

Ketika cucu terlahir di dunia pun, ibu menjadi orang pertama yang mengajar dan memberi contoh bagaimana harus memperlakukan dan merawat anak. Bahkan begadang saat awal-awal cucu terlahir di dunia pun dilakoninya.

Dengan sabar ibu membantu membersihkan atau memandikan cucu saat saya belum berani memandikan bayi. Pengorbanan demi kebahagiaan anak terus dilakukan ibu. Sampai urusan honor saya pun ingin diketahui ibu.

Saya bersikeras untuk tidak menunjukkan kepada ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun