***
Ibu akan selalu menjadi sosok istimewa bagi anak. Tak hanya anak kecil. Saya sebagai seorang anak pun menilai bahwa ibu adalah sosok istimewa dan luar biasa.
Dahulu, saat belum menjadi ibu, saya tak pernah membayangkan kesusahan dan kebahagiaan di hati ibu. Saya hanya menjadi anak yang ingin ini-itu, tanpa memikirkan apakah hal itu akan membuat ibu sedih ataukah bahagia.
Seiring berjalannya waktu, saya berusaha menjadi anak yang tak menyusahkan ibu. Meski sebenarnya masih saja hati ibu merasa sakit karena ulah saya.
Setelah hamil anak pertama saya mulai merasakan diri menjadi perempuan yang nyaris sempurna. Apalagi ketika anak terlahir secara normal, air mata membasahi pipi. Saya merasakan yang dirasakan ibu dahulu saat melahirkan saya dan saudara-saudara.
Berjuang dan mempertaruhkan nyawa untuk lahirnya buah hati sungguh menjadi pengalaman yang luar biasa. Tak bisa digambarkan dan diungkapkan dengan kata-kata.
Begitu juga saat merawat dan membesarkan anak-anak. Saat itulah di mata saya selalu terbayang bagaimana perilaku saya dan bagaimana suasana hati ibu.
Sungguh berat menjadi seorang ibu. Di pundaknya dia menjadi guru utama anak ketika di rumah. Mengajarkan hidup yang hidup. Artinya ibu menjadi guru bagi anak agar anak memiliki bekal yang cukup untuk bersosial.
Ketika cucu terlahir di dunia pun, ibu menjadi orang pertama yang mengajar dan memberi contoh bagaimana harus memperlakukan dan merawat anak. Bahkan begadang saat awal-awal cucu terlahir di dunia pun dilakoninya.
Dengan sabar ibu membantu membersihkan atau memandikan cucu saat saya belum berani memandikan bayi. Pengorbanan demi kebahagiaan anak terus dilakukan ibu. Sampai urusan honor saya pun ingin diketahui ibu.
Saya bersikeras untuk tidak menunjukkan kepada ibu.